Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Komisi E DPRD DKI baru saja mengundang staf dan guru dari SMP 250 untuk ditanyai terkait soal ujian yang membandingkan antara Anies dan Megawati. Soal tersebut menimbulkan kesan adanya provokasi dan doktrin negatif kepada siswa.
ADVERTISEMENT
Sebab, dari beberapa soal yang ditampilkan, muncul anggapan nama Anies yang dimaksud adalah Gubernur DKI Anies Baswedan dan Mega yang dimaksud di dalam soal ini adalah Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Sukirno, guru pembuat soal yang dipanggil dalam rapat bersama Komisi E dan Ketua DPRD DKI tersebut, mengaku tak memiliki maksud apa pun atas soal yang ia buat.
"Demi Allah Pak, saya tidak niat apa-apa, saya ketika membuat soal ada nama Anies," kata Sukirno, di hadapan anggota Komisi E DPRD DKI, Selasa (15/12). Ia tidak mampu menyelesaikan ucapnya, karena buru-buru dipotong oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi.
Prasetyo kemudian bertanya perihal nama. Menurutnya banyak nama lain yang lebih cocok dijadikan soal, misalnya Udin atau Otong, ketimbang menggunakan nama Anies dan Mega sehingga menimbulkan mispersepsi.
ADVERTISEMENT
Namun, Sukirno menyebut hal tersebut adalah spontanitas belaka.
"Spontanitas aja Pak," kata Sukirno.
Untuk diketahui, Sukirno adalah seorang guru berstatus Kontrak Kerja Independen (KKI). Kontraknya akan berakhir pada bulan Desember ini.
Di akhir rapat, Prasetyo berpesan kepada Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, untuk tidak memperpanjang kontraknya.
"Tolong Bu saya minta updatenya dia, jangan diperpanjang," kata Prasetyo.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: