Guru SMA Kenang Nia Korban Pembunuhan: Pernah Habis Bensin tapi Tetap Sekolah

11 September 2024 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yulismar, guru Bahasa Indonesia Nia Kurnia Sari di Institut National Safi'i (INS) Kayu Tanam. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yulismar, guru Bahasa Indonesia Nia Kurnia Sari di Institut National Safi'i (INS) Kayu Tanam. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wafatnya Nia Kurnia Sari (18 tahun), alumnus Institut National Safi'i (INS) Kayu Tanam (setara SMA), masih menyisakan haru di sekolah tersebut. Jasad Nia ditemukan terkubur tanpa busana.
ADVERTISEMENT
Bagi para guru dan siswa di INS masih hangat ingatan mereka saat mengenang almarhumah. Betapa tidak, jejak keberadaan Nia di sekolah itu terbilang masih jelas lantaran ia baru saja tamat sekolah pada tahun ini.
Nia dikenal sebagai pribadi yang supel, periang, dan tidak pernah gengsi dengan kondisi yang dialaminya.

Tak Malu Jualan Gorengan

Guru-guru, sahabat, bahkan adik kelas Nia menjadi saksi bagaimana Nia berjualan ke sekolah dan tak malu-malu buka lapak jualan gorengan di sekolah.
Guru Bahasa Indonesia almarhum Nia, bernama Yulismar, membeberkan terkadang Nia terlambat datang sekolah lantaran kehabisan minyak (bensin) sepeda motor. Kadang kala harus terlambat lantaran gorengannya dibeli oleh warga.
"Nia itu kalau sekolah bawa gorengan untuk dijual. Kami guru-guru dan siswa lainnya yang beli," kata Yulismar.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya juga, selain bawa baki berisi gorengan, Nia sering juga buka lapak menggunakan meja untuk jual gorengan.

Saat Nia Hilang, Sekolah Langsung Umumkan

Yulismar (kanan), guru Bahasa Indonesia Nia Kurnia Sari di Institut National Safi'i (INS) Kayu Tanam. Foto: kumparan
Mendengar kabar Nia hilang, di sekolah diumumkan melalui pengeras suara dan siswa diharapkan menduakan agar Nia cepat bertemu.
"Namun kabar duka itu datang. Dan kami sangat terenyuh mendengar kepergiaannya," ujar guru itu.
Dijelaskannya, mereka tak percaya jika akhir dari hidup Nia seperti itu.
"Tak percaya kami dengan apa yang menimpa Nia. Dia anak yang supel, ramah murah senyum dan pintar bergaul. Dan satu yang bikin kami bangga bahwa Nia tidak pernah gengsi. Dia percaya diri," katanya.

Nia Ranking 1, Ingin Jadi Guru

Disebutkan juga bahwa Nia pernah dapat ranking 1 di sekolah. Untuk ekskul Nia aktif dalam bela dari dan OSIS.
ADVERTISEMENT
"Kepada kami dia mengatakan cita-citanya ingin menjadi guru bahasa. Kalau pelajaran bahasa ia paling aktif dan menguasai materi," ujar Yulismar.
Yulismar kembali mengingat bahwa dua hari sebelum dinyatakan hilang, Nia sempat berkomunikasi dengan temannya melalui telepon dan mereka membahas soal perkuliahan.