Gus Ipul: Ada Fenomena Demotivasi Masyarakat karena Menikmati Bansos

12 November 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapat komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Sosial di gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (12/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Sosial di gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (12/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rapat bersama komisi VIII DPR RI, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyampaikan beberapa isu strategis yang menjadi tantangan Kemensos. Salah satunya adalah fenomena demotivasi di tengah masyarakat karena menikmati bantuan sosial (Bansos).
ADVERTISEMENT
Katanya, ada ketergantungan terhadap Bansos di tengah masyarakat. Belakangan, muncul rendahnya graduasi dari kerentanan serta fenomena demotivasi.
“Isu strategis yang keempat adalah ketergantungan penerima bansos. Belakangan ini ada rendahnya graduasi yang terentaskan dari kerentanan dan munculnya fenomena demotivasi akibat menikmati bantuan sosial,” ujarnya di gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (12/11).
Isu ini menjadi salah satu isu yang diperhatikan oleh Kemensos. Menurut Gus Ipul, ada beberapa isu lainnya.
Menurutnya, isu ketepatsasaran Bansos juga menjadi yang dipesankan Presiden Prabowo Subianto.
“Yang pertama ini adalah dipesankan oleh Pak Prabowo kepada kami yaitu bantuan sosial tepat sasaran, pemadanan data tunggal terpadu yang ini mengantisipasi dinamika verifikasi dan validasi yang di lapangan cukup dinamis,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjawab pertanyaan wartawan usai menyerahkan bantuan donasi dari Kitabisa kepada delapan penerima manfaat dan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di Sentra Handayani Jakarta, Selasa (12/11/2024). Foto: Dok. Kemensos
Selain itu, ada pula isu kolaborasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang harus diintegrasikan dengan kementerian lainnya dan pihak swasta.
“Yang kedua, isu strategisnya adalah kolaborasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Mengintegrasikan gerakan intervensi bersama antar kementerian lembaga dan pemerintah daerah, pelibatan swasta dan filantropi dalam hal ini seperti baznas dan lain sebagainya,” ujarnya.
Kemensos juga menjadikan isu standardisasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagai isu utama.
“Berikutnya adalah pemenuhan standar pelayanan minimal urusan sosial. Mulai dari standardisasi kualitas penyelenggaraan kesejahteraan sosial, rasio ketersediaan sentra kemensos di seluruh Indonesia, dan upaya Pemda dalam pemenuhan SPM terbatas,” ujarnya.
Terakhir, Kemensos disebut tengah fokus terhadap isu jumlah masyarakat usia lanjut yang terus meningkat.
“Kemudian, yang terakhir adalah ketidakpastian masa depan atau usia harapan hidup yang terus meningkat. Di mana jumlah penduduk usia lanjut terus membesar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT