Gus Ipul: Pendamping PKH Harus Ubah Paradigma, dari Perlindungan ke Pemberdayaan

12 Mei 2025 19:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025). Foto: Kemensos RI
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025). Foto: Kemensos RI
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya mengubah paradigma bagi para pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH), dari perlindungan dan jaminan sosial menjadi pemberdayaan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Gus Ipul dalam pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025).
"Kita harus mengubah paradigma, bantuan sosial (bansos) itu sementara, berdaya itu selamanya," kata Gus Ipul.
Hadir dalam pertemuan ini anggota Komisi VIII DPR RI Aprizi Alam, Wakil Gubernur Lampung dr. Jihan Nurlela dan Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana.
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025). Foto: Kemensos RI
Gus Ipul menjelaskan, PKH dan berbagai bantuan sosial lainnya seperti bantuan pangan non tunai (BPNT), hingga penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan adalah bentuk intervensi sementara untuk membantu kebutuhan dasar penerima manfaat, kecuali bagi penyandang disabilitas dan lansia. Namun, tujuan utamanya adalah membuat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mandiri secara ekonomi.
"Maka itu ke depan ini kita akan perkuat pemberdayaan," katanya.
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025). Foto: Kemensos RI
Guna memperkuat pemberdayaan KPM, Gus Ipul menargetkan setiap pendamping dapat mengantarkan minimal 10 KPM menuju graduasi setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Seremoni berupa wisuda juga akan dilakukan bagi KPM yang telah naik kelas sebagai apresiasi dan kebanggaan bagi warga miskin yang graduasi.
"Saya di Universitas Brawijaya Malang menggraduasi keluarga-keluarga yang sudah naik kelas. Pakai toga kayak mahasiswa. Ini keluarga-keluarga miskin tidak lulus SD. Tapi lihat kayak lulusan Harvard," terangnya.
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025). Foto: Kemensos RI
Selain itu, Gus Ipul juga menyoroti pentingnya proses kerja berbasis data dan sistem.
"Terarah, terpadu, berkelanjutan. Arahnya jelas, dipadukan, kemudian berkelanjutan. Ini penting untuk pemahaman kita. Mulainya dari data," urainya.
Gus Ipul merujuk pada Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang kini menggantikan DTKS sebagai rujukan intervensi penerima manfaat.
DTSEN memuat klasifikasi dalam bentuk desil dari desil 1 hingga 10 yang menggambarkan peringkat kesejahteraan secara nasional, peringkat terendah di desil 1 kategori miskin dan miskin ekstrem akan berhak mendapat bantuan sosial. Verifikasi dan validasi akan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
ADVERTISEMENT
"Setelah datanya didapat, yang paling miskin itu diintervensi dengan perlindungan dan jaminan sosial. Setelah itu baru kita dorong untuk pemberdayaan," kata dia.
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar pertemuan dengan para pendamping PKH di Bandar Lampung, Senin (12/5/2025). Foto: Kemensos RI
Bagi yang tidak dapat diberdayakan langsung akan mendapatkan pelayanan rehabilitasi, baik rehabilitasi sosial maupun rehabilitasi medisnya. Setelah pulih akan di dorong ke akses pemberdayaan.
Gus Ipul menutup arahannya dengan pesan tegas untuk mengubah cara berpikir, bekerja berdasarkan data, ikuti proses bisnis, dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah.
Arahan Gus Ipul di atas dipahami dengan baik oleh para pendamping PKH. Salah satunya Erna Wijayanti, pendamping PKH di Desa Jagabaya 1, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung. Dia menyatakan siap mendorong graduasi para KPM yang didampingi.
"Alhamdulillah bisa bertemu dengan Pak Menteri Sosial secara langsung. Semoga dengan target graduasi 10 KPM dalam satu tahun saya bisa melaksanakan dengan baik," kata dia.
ADVERTISEMENT