Gus Mensos Ajak Para Stakeholder Revitalisasi Panti Asuhan

11 Oktober 2024 13:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos  Saifullah Yusuf menggelar rembukan nasional lewat zoom meeting yang diikuti 832 peserta se-Indonesia ini terkait isu terkini. Foto: Dok. Kemensos
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Saifullah Yusuf menggelar rembukan nasional lewat zoom meeting yang diikuti 832 peserta se-Indonesia ini terkait isu terkini. Foto: Dok. Kemensos
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mensos Saifullah Yusuf meneguhkan tekadnya untuk mencari jalan keluar dari sejumlah persoalan yang terjadi di panti asuhan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, pada Jumat pagi (11/110), ia berinisiatif menggelar "rembuk" nasional bersama seluruh stakeholders dari seluruh Indonesia, membahas masalah yang kerap jadi isu nasional itu.
"Saya senang karena kita memiliki modal yang sama, yaitu tekad yang kuat untuk merevitalisasi fungsi dan keberadaan lembaga kesejahteraan sosial (LKS) atau yang sering juga disebut panti asuhan," kata Gus Mensos, sapaan Saifullah Yusuf, dalam rembukan nasional lewat zoom meeting yang diikuti tak kurang 832 peserta se-Indonesia ini.
Para peserta tampak bersuka cita saat Gus Mensos menyatakan tengah mencari kesempatan yang pas agar dapat langsung bertatap muka dengan para peserta. Terlebih, kata Gus Mensos, persoalan rudapaksa dan tindakan negatif lainnya terhadap anak-anak, akan merusak masa depan bangsa sehingga semua pemangku kepentingan harus duduk bersama.
Mensos Saifullah Yusuf menggelar rembukan nasional lewat zoom meeting yang diikuti 832 peserta se-Indonesia ini terkait isu terkini. Foto: Dok. Kemensos
"Rembukan" secara nasional merupakan tindak lanjut Gus Mensos terhadap upaya untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak. Misalnya, kasus rudapaksa yang menimpa anak-anak panti asuhan Darussalam An-Nur di Tangerang yang ditinjau langsung Gus Mensos pada 8 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
Ajakan Gus Mensos jadi atensi para peserta rapat. Kepala dinas sosial kabupaten dan kota dari seluruh provinsi, di seluruh Indonesia hadir dalam diskusi ini guna memperkuat kolaborasi antara Kementerian Sosial dan pemerintah daerah.
Dalam pertemuan daring tersebut, perwakilan dari Indonesia barat, tengah dan timur mengemukakan permasalahan dan saran-saran untuk mencegah peningkatan kasus kekerasan seksual.
Plt Kepala Dinas Sosial Maluku Utara Zen Kasim, misalnya, mengutarakan pentingnya pentingnya pendataan ulang LKS.
“Kementerian dan pemerintah daerah harus berkolaborasi. Kita harus mendata ulang LKS dan panti-panti yang menangani lansia, disabilitas dan anak-anak. Selain itu, penyesuaian regulasi agar mengikuti perkembangan zaman, juga diperlukan untuk pengawasan terhadap LKS supaya bekerja secara maksimal,” tutur Zen. Gus Mensos pun menyambut iktikad baik tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, salah satu tanggung jawab pemerintah daerah ialah melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial lintas kabupaten/kota. Monitoring terhadap LKS merupakan salah satu di antaranya. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus melakukan monitoring agar bisa menilai kelayakan LKS dalam memberikan layanan.
Mensos Saifullah Yusuf menggelar rembukan nasional lewat zoom meeting yang diikuti 832 peserta se-Indonesia ini terkait isu terkini. Foto: Dok. Kemensos
Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah juga dimuat dalam pasal 31 UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang mengatur pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Gus Mensos pun mengajak pemerintah daerah untuk bekerja bersama secara terukur. Ada pun upaya yang bisa ditempuh antara lain dengan mendata ulang LKS sesuai BNBA, mempercepat digitalisasi sistem dan mekanisme tata kelola LKS. Selain itu regulasi terkait LKS juga perlu diperkuat.
ADVERTISEMENT
Selain upaya-upaya tersebut, pemerintah daerah juga diimbau untuk memberikan pendampingan untuk mengurus legalitas bagi LKS yang belum berbadan hukum serta memberikan pembinaan LKS secara adaptif. Selanjutnya, akan dilaksanakan akreditasi lembaga tersebut secara bertahap.