Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Gus Miftah Respons Pandji soal Bandingkan NU dengan FPI: Ini Menyakitkan Saya
30 Januari 2021 21:54 WIB
ADVERTISEMENT
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah , ikut bereaksi atas pernyataan komika sekaligus aktor Pandji Pragiwaksono yang membandingkan Front Pembela Islam (FPI ) dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Pandji menjadi sorotan setelah mengutip pernyataan sosiolog Thamrin Tomagola, soal NU dan Muhammadiyah yang kini elitis dan tak lagi dekat dengan rakyat sehingga hadirlah FPI.
"Hari ini saya melihat NU itu seperti selebritis, kenapa? Selalu diomongkan orang, dibandingkan oleh seorang komedian kalah hebat dibandingkan FPI. Naudzubillah min dzalik, 95 tahun NU berkhidmat bagi negara katanya kalah hebat dari almarhum FPI," ucap Gus Miftah dalam acara Konser Amal dan Harlah ke-95 NU di YouTube NU Channel, Sabtu (30/1).
"Tentunya ini sangat menyakitkan saya [sebagai] kader NU. Maka saya selalu katakan, cintai yang akan mendampingiku selamanya, cinta ke Nahdlatul Ulama," lanjut dia.
Ia menyebut tak sedikit yang tersinggung dengan pernyataan Pandji yang membandingkan NU dengan FPI. Padahal, salah satu tujuan NU didirikan adalah mengawal kesatuan NKRI.
Seperti pesan yang disampaikan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, yang menyebut dua misi didirikannya NU yakni untuk keagamaan dan kebangsaan.
ADVERTISEMENT
"Kehadiran NU kemarin tersinggung ketika ada komedian yang membandingkan NU dengan sekelas FPI. Katanya kiai-kiai NU terlalu elitis, jauh dari masyarakat. Ini tentunya, mohon maaf, stand up yang salah tempat dan waktu, yang tak memahami konten apa yang dia maksud," jelas dia.
Gus Miftah mengingatkan jangan sampai Indonesia terpecah, seperti negara-negara di Timur Tengah yang bangsanya dihancurkan oleh rakyatnya sendiri karena perang saudara. Apalagi, diiming-imingi revolusi seperti yang digaungkan FPI.
"Saya enggak mau ini terjadi di Indonesia. Hari ini kita diprovokasi untuk membenci pemerintah, hari ini kita diprovokasi untuk membenci Presiden Jokowi, hari ini diprovokasi untuk membenci Kiai Ma'ruf Amin diiming-imingi oleh revolusi," tegas Gus Miftah.
"Belajarlah dari sejarah, belajarlah dari Libya. Cukup sudah Libya, Irak, Suriah dan beberapa negara di Timur Tengah yang hancur. Dan semua rakyat yang terlibat dalam menghancurkan negaranya sekarang menyesal. Indonesia tidak boleh ikuti jejak kehancuran akibat kebodohan dan kekonyolan ini," tutup dia.
Polemik ini bermula saat Pandji membuat podcast yang mengulang keputusan pemerintah yang melarang FPI. Video berjudul 'FPI DIBUBARIN PERCUMA? feat AFIF XAVI & FIKRI KUNING' diunggah Pandji pada 4 Januari lalu ke kanal YouTube miliknya.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, Pandji Pragiwaksono mengutip pernyataan sosiolog Thamrin Tomagola tentang FPI, NU, dan Muhammadiyah saat diwawancarai olehnya pada 2012.
"Kalau di tulisan gue, ya, juga di stand up gue, gue bilang bahwa, Pak Thamrin Tomagola, sosiolog itu, bilang bahwa FPI itu hadir gara-gara dua ormas Islam yang gede itu sudah jauh sama rakyat, yaitu Muhammadiyah dan NU. Jauh ke bawah. Mereka, tuh, elite-elite politik. FPI waktu itu dekat ke rakyatnya," tutur Pandji.
"Kata Pak Pak Thamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga. Jadi, orang kalau mau datang, bisa, 'Lu mau apa? Ya, lu ngobrol sama gue.' Nah, yang NU sama Muhammadiyah, karena udah terlalu tinggi dan elitis, warga, tuh, enggak ke situ, warga justru ke nama-nama besarnya FPI," ucap dia.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.