Gus Mus soal Pembina Pramuka Ajak Yel-yel Islam Yes Kafir No: Gendeng!

14 Januari 2020 12:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di SD Negeri Timuran Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di SD Negeri Timuran Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pembina pramuka diduga mengajarkan yel-yel berbau SARA saat praktik di SD Negeri Timuran, Brontokusuman, Mergangsang, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Ia mengakhiri tepuk Pramuka dengan kalimat 'Islam Yes, Kafir No'.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut diungkapkan salah seorang wali murid lewat status WA. Dan viral di media sosial.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, menjelaskan apa yang dilakukan pembina pramuka itu sudah gendeng atau gila. Pasalnya tidak ada kaitannya pramuka dengan agama.
“Salah karena dia bandingkan dengan ini. Ada yang kafir itulah opo. Itu urusannya apa dengan Pramuka tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendeng (gila), wis gitu aja. Wong enggak ada hubungannya,” ujarnya di Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman.
Menurut Gus Mus yel-yel ‘Islam Yes Kafir No’ itu tetap tidak boleh diajarkan meski di luar pramuka. Ia juga meminta pihak yang mengucapkan kalimat itu lebih memperdalam ilmu agamanya.
ADVERTISEMENT
“Enggak bisa, enggak boleh. Kenapa? Orang yang ngomong begitu harus ngaji dulu. Ini akibatnya kalau ngomong soal agama tapi tidak belajar agama. Itu yang menjadi masalah masyarakat kita. Ngaji dululah, jangan mengungkapkan sesuatu hal yang tidak diketahui. Cuma ikut-ikut saja dia begitu kan ikut atasannya,” kata Gus Mus.
Begitu pula untuk mengucapkan kata-kata yang Islami, seseorang harus belajar Islam dahulu. Kata dia, seseorang harus menyesuaikan ucapannya dengan lawan bicara sesuai umur.
“Ya itu namanya sudah kelihatan bahwa di depannya anak-anak kecil berarti dia (pembina Pramuka) nggak ngerti agama. Kenapa enggak ngerti agama? Karena harus disesuaikan dengan yang diajak ngomong jangan anak TK (SD) dikuliahi seperti perguruan tinggi. Anak kecil jangan diwarahi (diajari) yang nggak bener gitu,” tegasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebelumnya, Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan pembina pramuka yang bersangkutan akan segera dipanggil.
ADVERTISEMENT
Heroe yang juga Wawali Kota Yogyakarta itu menjelaskan pembina Pramuka yang bersangkutan bukan dari kwarcab Kota Yogyakarta tetapi dari Gunungkidul. Pembina itu sedang mengikuti KML yang dibuka terbuka dan diikuti 25 peserta.
“Yang bersangkutan dari Gunungkidul. Kami buka (KML) ini secara terbuka, pesertanya itu dari Yogya kota ada, Sleman ada, Bantul ada, Gunungkidul ada, Magelang ada. Macem-macem pesertanya. Jadi pembina-pembina jumlahnya 25 sesuai dengan golongan masing-masing. Ada siaga, penggalang, penegak, dan sebagainya,” ujar Heroe saat dihubungi, Senin (13/1).