Gus Yahya di Lirboyo Tegaskan Dukung IKN: Sampeyan Mau Jadi Pecundang Selamanya?

29 Desember 2023 18:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
Ketum PBNU Gus Yahya dalam acara Halaqah Fikih Peradaban di Ponpes Lirboyo, Kediri, Kamis (28/12/2024). Foto: TVNU
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PBNU Gus Yahya dalam acara Halaqah Fikih Peradaban di Ponpes Lirboyo, Kediri, Kamis (28/12/2024). Foto: TVNU
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, dirinya mendukung penuh pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser, Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Gus Yahya saat memberi sambutan di Halaqah Fikih Peradaban "Ijtihad Ulama Nahdlatul Ulama dalam Bidang Sosial-Politik" di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (28/12).
"Makanya sejak sejak awal saya setuju dengan IKN, maka saya pilih pengukuhan PBNU di Balikpapan untuk mendukung IKN," kata Gus Yahya disambut tepuk tangan hadirin.
"Karena inilah, kita mau bagaimana? Sampeyan mau jadi pecundang selama-lamanya? Atau mau kuat? Ini penting gitu dan ini (IKN) luar biasa," tambah Gus Yahya, masih mendapat sambutan riuh.
Presiden Jokowi memantau pembangunan miniatur hutan hujan tropis di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara seluas 96 hektar, Rabu (20/12/2023). Foto: KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Gus Yahya membeberkan mengapa dirinya sangat mendukung pembangunan IKN. Ia menyoroti luas wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau.
Menurut Gus Yahya, untuk menjaga wilayah Indonesia, dibutuhkan sistem pertahanan terpusat seperti yang dilakukan negara besar.
ADVERTISEMENT
"Semua negara besar melakukan itu, Amerika melakukan itu, Inggris, Eropa, Rusia, China, sistem pertahanan yang terpusat harus. Dan supaya punya sistem pertahanan terpusat ini, harus dibangun infrastruktur besar-besaran yang tidak boleh jauh dari ibu kota karena pengendalinya harus kepala negara," ucap Gus Yahya.
"Makanya Pentagon enggak jauh dari Washington, pusat pertahanan Amerika, kita harus bikin gitu," tambah dia.
Gus Yahya tanda tangani piagam pencanangan kantor PBNU di IKN, Minggu (30/1). Foto: YouTube/TV NU
Eks jubir Gus Dur ini lantas menyoroti Kota Jakarta yang menurutnya sudah terlalu padat. Demikian juga dengan Pulau Jawa.
"Persoalannya, kalau ibu kota di Jakarta, pusat pertahanan mau ditaruh di mana? Pusat sistem pertahanan terpusat mau ditaruh di mana? Ndak ada tempat sudah. Jawa ini sudah tidak ada tempat, di mana? Padahal kalau kita enggak bikin, gimana caranya kita mempertahankan Mentawai, Nias, Merauke, dan sebagainya, enggak mungkin," ucap Gus Yahya.
ADVERTISEMENT
Gus Yahya mengaku kagum dengan rencana Presiden Jokowi yang ingin memindahkan ibu kota negara. Menurutnya, membutuhkan masukan dari lembaga think tank yang besar untuk mengambil keputusan penting seperti ini.
Presiden Joko Widodo meninjau panel surya saat ground breaking Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Dampak Positif Ibu Kota Negara di Kalimantan

Lebih jauh, Gus Yahya membeberkan beberapa dampak positif jika ibu kota negara berada di Kalimantan.
"Ditempatkan di Kaltim, ini luar biasa, kan di Kaltim, pertama, perbatasan darat kita terpanjang itu di Kalimantan, itu Serawak, Kalimantan Utara, perbatasan dengan Malaysia dan Brunei," ucap Gus Yahya.
"Kedua, kegiatan ekstraksi sumber daya alam terbesar itu ada di Kalimantan dan dipilih Kaltim dekat dengan laut sehingga ada akses kepada laut. Di situ bisa dibangun pelabuhan ekonomi dan militer besar," kata Gus Yahya.
ADVERTISEMENT
"Ini (IKN) luar biasa, saya ndak habis mengerti yang nolak, ini karena ndak paham atau karena ini ndak penting, kita ndak punya pilihan kita mau jaga negara dengan apa?" tutup dia.

Lirboyo Dukung AMIN

Dukungan Gus Yahya terhadap IKN disampaikan di depan sejumlah kiai Lirboyo yang mendukung paslon Anies-Cak Imin (AMIN), antara lain KH Anwar Manshur dan KH Abdullah Kahabihi.
Sementara, paslon AMIN akan mengkaji ulang rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara di Kaltim.