Gus Yahya: Gus Dur dan Megawati seperti Kakak Adik, Ada Gesekan Politik Wajar

5 April 2022 12:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH Yahya Cholil Staquf dalam serial Inspirasi Ramadhan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur" yang ditayangkan melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (5/4/2022). Foto: Dok. PDIP
zoom-in-whitePerbesar
KH Yahya Cholil Staquf dalam serial Inspirasi Ramadhan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur" yang ditayangkan melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (5/4/2022). Foto: Dok. PDIP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, atau akrab disapa Gus Yahya mengungkapkan hubungan antara Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri.
ADVERTISEMENT
Gus Yahya mengatakan, hubungan Gus Dur dan Megawati sangat dekat seperti kakak beradik. Keduanya merupakan ikon perlawanan terhadap rezim Orde Baru.
“Gus Dur kenal dengan Bu Mega sudah sejak lama, seperti kakak adik hubungannya, sudah puluhan tahun saling mengenal, dan ada banyak hal yang beliau berdua berbagi, artinya pemikiran yang sama di antara beliau berdua," kata Gus Yahya dalam serial Inspirasi Ramadhan 2022 bertajuk “Inspirasi Keteladanan Gus Dur” yang ditayangkan melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (5/4).
Gus Yahya ingin mengungkap hubungan Gus Dur dan Megawati untuk meluruskan isu di media sosial. Sebab, saat ini banyak pihak menilai Gus Dur dan Megawati terus menerus berkonflik dan berbeda pendapat.
Terkait perbedaan pendapat itu, Gus Yahya mengatakan sebenarnya wajar saja.
ADVERTISEMENT
"Namun mungkin saja dalam politik praktis ada gesekan-gesekan, itu yang sangat wajar," ucap dia.
Wakil Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid sebelum rapat kabinet yang tidak biasa di Jakarta, (3/2/2001). Foto: Agus Lolong/AFP
Gus Yahya menuturkan, Gus Dur merupakan sosok pejuang kemanusiaan yang tidak hanya memperjuangkan kelompok Islam, melainkan seluruh lapisan masyarakat.
Ia menyebut, tak hanya dengan Megawati, Gus Dur juga memiliki hubungan yang baik dengan Soeharto meski menentang Orde Baru.
"Bahkan, Gus Dur dengan Pak Harto cukup dekat, tetapi jelas ada banyak hal Gus Dur berbeda dengan Pak Harto. Sehingga kita melihat dalam perjalanan politiknya ada momentum-momentum yang terlihat Gus Dur berseberangan dengan Bu Mega, itu wajar saja, karena memang politik kan seperti itu, politik itu muamalah dan di dalam wacana fiqih itu seperti orang lain yang tidak ada hubungan sama sekali," kata Gus Yahya.
ADVERTISEMENT
"Seperti contoh transaksi dagang dengan saudara kandung dalam fiqih pun harus dilakukan secara objektif dan itu sama halnya seperti politik,” tutur dia.
KH Yahya Cholil Staquf dalam serial Inspirasi Ramadhan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur" yang ditayangkan melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (5/4/2022). Foto: Dok. PDIP
Gus Yahya kemudian menceritakan pengalamannya selama menjadi juru bicara kepresidenan saat Gus Dur menjabat Presiden Republik Indonesia. Menurutnya, Gus Dur adalah tokoh intelektual besar yang dibentuk oleh keluasan pengetahuan dan pengalaman hidupnya.
Gus Dur dinilai sebagai seorang penjelajah di dalam ilmu karena ia mempelajari semua ilmu tidak hanya terbatas pada wawasan-wawasan islam.
“Saya mengenal Gus Dur sejak lama, dan saya juga mengalami perubahan berkat Gus Dur, saya berubah dulu sekitar tahun 70-an ada suasana baik domestik maupun global ketika islam berada dalam posisi konfliktual dihadapkan dengan aktor-aktor lain, aktor-aktor kekuasaan," ucap Gus Yahya.
ADVERTISEMENT
"Di domestik berhadapan dengan rezim orde baru, sehingga menjadikan Islam sebagai ideologi perlawanan, namun Gus Dur dengan wacana-wacana yang beliau bangun, dengan ketekunan beliau untuk membina anak-anak muda seperti saya, itu berhasil mengubah mindset saya dan kawan-kawan generasi saya untuk berpikir cara lain, daripada melawan untuk menghancurkan, kenapa kita tidak menyumbang, berkontribusi untuk menyempurnakan saja? Ini prinsip mendasar dari Gus Dur,” lanjut Gus Yahya.
Ketua DPR Akbar Tanjung (kedua dari kiri) membantu Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid (kedua dari kanan) didampingi putri Wahid, Yenny Zannubah Arifah (kanan)di Jakarta (8/12/1999). Foto: Oka Budhi/AFP
Lebih lanjut, Gus Yahya menuturkan, Gus Dur ditempa dalam pengalaman hidup di mana ia berhadapan dengan berbagai macam krisis terkait masalah-masalah besar yang dialami oleh umat Islam, oleh bangsa dan negara.
Dari sana, Gus Dur kemudian terbentuk menjadi seorang pemimpin yang sungguh-sungguh mencintai bangsa, mencintai umat dan mencintai kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
“Kesan yang saya dapatkan adalah saya yakin sekali beliau itu waliyullah (wali Allah). Itu yang paling mendalam dan cara yang paling singkat mendeskripsikannya ketiak saya mendampingi beliau di Istana,” ujar Gus Yahya.