Gus Yahya Ingatkan Bahaya Budaya-Agama Jadi Identitas Politik: Bisa Rusak Bangsa

4 Februari 2025 15:14 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan di Acara Sarasehan Ulama di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan di Acara Sarasehan Ulama di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staqfus (Gus Yahya) mengungkapkan bahaya kebudayaan dan agama apabila digunakan sebagai identitas politik dalam Acara Sarasehan Ulama, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2).
ADVERTISEMENT
“Nah lingkungan budaya yang begitu luas seperti ini tidak boleh kemudian dibiarkan berkembang menjadi identitas politik. Karena itu akan berbahaya sekali bagi kelangsungan bangsa dan negara. Kita sudah melihat banyak contoh di negara-negara lain. Seperti India misalnya,” tuturnya.
Lebih jauh, Gus Yahya mengatakan, apabila identitas politik tersebut dibuat sebagai ajang kompetisi untuk merebut kekuasaan maka dampaknya akan sangat berbahaya.
“Kalau satu lingkungan budaya atau agama kemudian dibiarkan tumbuh sebagai identitas politik dan dikonsolidasikan untuk berkompetisi dalam memperebutkan kekuasaan, maka akibatnya akan berbahaya sekali,” ungkapnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memberikan pemaparan dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya dengan Sahabat Media di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (3/1/2025). Foto: Muhammad Ramdan/ANTARA FOTO
Gus Yahya melanjutkan, Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan memutuskan untuk mengabdi terhadap pemerintah dengan memberikan pelayanan kemaslahatan bagi masyarakat.
“(Oleh karena itu) Nahdlatul Ulama jelas memiliki nilai dasar untuk mengabdi, melayani, berbakti kepada masyarakat, berbakti kepada rakyat,” pungkas dia.
ADVERTISEMENT
Sarasehan Ulama merupakan rangkaian peringatan Hari Lahir NU ke-102. Turut hadir Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul).