Gus Yahya: Stop Serangan Israel ke Palestina, Ini Sudah di Luar Batas

18 April 2024 13:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PBNU) Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan saat Grand Launching Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan. Foto: Youtube/TVNU Televisi Nahdlatul Ulama
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PBNU) Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan saat Grand Launching Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan. Foto: Youtube/TVNU Televisi Nahdlatul Ulama
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menanggapi serangan Iran terhadap Israel. Serangan Iran merupakan balasan atas hantaman Israel ke Kedubes Iran di Suriah yang menewaskan 13 orang, termasuk jenderal Iran.
ADVERTISEMENT
Menurut Gus Yahya, konflik Iran vs Israel merupakan lanjutan dari serangan masif Israel ke Palestina yang tak kunjung berhenti sejak 7 Oktober 2023.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dalam Halalbihalal dan Konferensi Pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Selain mendesak untuk menghentikan konflik, PBNU juga meminta Dewan Keamanan PBB tidak menggunakan hak veto untuk membela salah satu pihak yang berkonflik.
"Bahkan kami juga Nahdlatul Ulama sejak insiden 7 Oktober itu kami membuat pernyataan, di samping mendesak dihentikan (serangan) kami juga meminta PBB segera bertindak. Dan kami meminta agar anggota tetap Dewan Keamanan PBB tidak menggunakan veto demi membela salah satu pihak," ujar Gus Yahya menjawab pertanyaan wartawan di sela halalbihalal di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/4).
"Tapi kita semua tahu bahwa memang pihak-pihak yang kami serukan untuk menghentikan kekerasan, kami serukan untuk bertindak lebih adil demi kebaikan semua pihak, masih belum mau mengikuti seruan-seruan itu," ucap Gus Yahya.
ADVERTISEMENT
Pihak yang menggunakan hak veto terkait resolusi gencatan senjata dari PBB adalah Amerika Serikat, sekutu tradisional Israel.
Keluarga Al-Naji Palestina berbuka puasa, di tengah reruntuhan rumah keluarga mereka, pada hari pertama bulan suci Ramadhan, di Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah pada 11 Maret , 2024. Foto: AFP
Menurut Gus Yahya, serangan Israel ke Palestina pada 7 Oktober inilah yang akhirnya merembet membuat pihak-pihak lain turut terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
"Kita tahu bahwa ini mulainya dari di Gaza antara Israel dengan para pejuang Palestina yang menuntut hak di sana. Karena berkepanjangan, lalu lama-lama ada dari Yaman terlibat, kemudian sekarang Iran terlibat, dan seterusnya," tuturnya.

Potensi Munculnya Kelompok Radikal

PM Israel Benjamin Netanyahu bertemu KH Yahya Cholil Staquf di kantornya di Jerusalem pada 14 Juni 2018. Foto: Haim Zach/GPO Israel
Konflik yang tidak dihentikan, menurut Gus Yahya, dapat membuka kemungkinan kelompok-kelompok radikal bermunculan kembali.
"Habis ini, kalau tidak segera dihentikan, ini yang lain pasti akan ikut-ikutan. Misalnya membuka ruang kemungkinan nanti kelompok-kelompok radikal dan kelompok teroris di Timur Tengah akan bangkit lagi," ujar Gus Yahya yang pernah bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu di Israel jauh sebelum menjadi Ketum PBNU ini.
ADVERTISEMENT
"Punya alasan, punya momentum untuk melakukan sesuatu. Nah, ini berbahaya sekali, sangat berbahaya," tambah dia.
Sebuah truk militer Iran membawa tanda anti-AS ketika para petugas berdiri selama parade militer sebagai bagian dari upacara memperingati hari militer tahunan negara itu di ibu kota Teheran, Iran, Rabu (17/4/2024). Foto: Atta Kenare/AFP

Hentikan Konflik

ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa tidak ada jalan lain selain menghentikan konflik, sebab kondisi kemanusiaan sudah di luar batas. Dia menyerukan Israel menghentikan serangan ke Palestina.
"Pokoknya tidak ada jalan untuk mencegah kerusakan lebih besar selain hentikan sekarang juga, berhenti dulu, sudah, baru kita mulai bicara, tapi berhenti dulu konfliknya, itu yang paling penting," jelas Gus Yahya.
"Jadi dengan kondisi kemanusiaan yang di luar batas sudah, kesengsaraan yang dialami oleh saudara-saudara kita di Gaza, itu di luar batas yang bisa ditanggungkan oleh kemanusiaan, dan ini tanggung jawab moral dari seluruh umat manusia yang tidak boleh diabaikan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT