Gus Yasin soal Kaya Nikahi Miskin: Tak Perlu Dipatenkan, Jodoh Tak Ada yang Tahu

22 Februari 2020 1:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kanan) dan wakilnya Taj Yasin Maimoen menghadiri upacara peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Kabupaten Rembang. Foto: Dok. Humas Pemprov Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kanan) dan wakilnya Taj Yasin Maimoen menghadiri upacara peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Kabupaten Rembang. Foto: Dok. Humas Pemprov Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, turut menanggapi usulan fatwa orang kaya menikahi orang miskin yang dilontarkan Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy.
ADVERTISEMENT
Menurut putra KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen itu, tidak perlu ada paten soal fatwa tersebut. Sebab, menentukan pasangan adalah urusan hati.
"Tidak perlu dipatenkan, karena urusan hati, jodoh, kan kita semua juga tidak ada yang tahu," kata Gus Yasin ditemui di RSUP dr Kariadi Semarang, Jumat (21/2).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kanan) dan wakilnya Taj Yasin Maimoen menghadiri upacara peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Kabupaten Rembang. Foto: Dok. Humas Pemprov Jawa Tengah
"Ya, kalau alasannya untuk mensejahterakan, dalam Islam, ada itu, lihat bibit, bobot, bebet. Makanya kenapa Islam menghapuskan perbudakan," tuturnya.
Soal fatwa, Gus Yasin kembali menegaskan tidak perlu. Gus Yasin berpendapat, masalah pasangan apalagi jodoh sudah ada yang mengatur.
"Nikah kan tidak melihat kaya [atau] miskin, [tapi] kalau azasnya untuk mensejahterakan, ya, baik saja," imbuhnya.
Sebelumnya, Muhadjir Effendy membuat pernyataan yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Muhadjir mengusulkan kepada Kemenag agar membuat fatwa soal orang kaya menikahi orang miskin.
ADVERTISEMENT
Belakangan, Muhadjir mengklarifikasi pernyataannya dan menyebut itu adalah selingan belaka.
“Itu kan intermeso, selingan dari ceramah saya,” ungkap Muhadjir di Gedung Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/2).
“Fatwa artinya memberi saran, menganjurkan. Jadi jangan dipahami wajib begitu,” ungkap Muhadjir.