Habib Bahar: Lebih Baik Membusuk di Penjara daripada Maaf ke Jokowi

2 Desember 2018 11:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Bahar bin Smith. (Foto: Instagram/@squadsayyidbahar)
zoom-in-whitePerbesar
Bahar bin Smith. (Foto: Instagram/@squadsayyidbahar)
ADVERTISEMENT
Habib Bahar bin Smith menghadiri Reuni 212, di Monas, Gambir, Jakarta. Habib Bahar sempat menyampaikan kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi yang tengah menjeratnya.
ADVERTISEMENT
Habib Bahar menegaskan, dirinya tidak akan meminta maaf atas isi ceramah yang dinilai telah menghina Jokowi. Dia lebih memilih di penjara daripada meminta maaf.
"Kalau itu suatu kesalahan, demi Allah, saya Bahar bin Smith tidak pernah akan minta maaf dari kesalahan itu. Saya lebih memilih busuk di penjara daripada minta maaf. Allahu Akbar," ujar Habib Bahar di Monas, Jakarta, Minggu (2/12).
Bendera dikibarkan dalam acara Reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (2/12/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera dikibarkan dalam acara Reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (2/12/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Habib Bahar menjelaskan, dasar dirinya menyebut Jokowi banci, yakni berdasarkan aksi 411, 2016. Saat itu, massa beserta ulama sudah berkumpul di depan Istana. Tapi, Jokowi tak kunjung menemui ulama.
"Makanya jangan dipotong, tonton dari awal. Pertama kenapa, ketika 411 jutaan umat islam, ribuan ulama habaib, kiai, berkumpul di Istana untuk menemui, minta keadilan, justru para kiai habaib santri diberondong gas air mata dan Presiden kabur," jelas dia.
Massa Reuni 212 memadati sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa Reuni 212 memadati sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Selain itu, Bahar memandang Jokowi tidak bisa menyejahterakan rakyat. Dia justru memperkaya pihak asing.
ADVERTISEMENT
"Kenapa saya katakan Jokowi pengkhianat bangsa karena saya tidak rela banyak rakyat hidup susah, kelaparan," tegas dia.
Gambar dari udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Dia meminta agar gerakan perubahan ini tidak surut sedikit pun. Meski nantinya dia harus mendekam di penjara karena ceramahnya yang dinilai menghina Jokowi.
"Maka jikalau dalam beberapa hari dalam beberapa minggu saya ditangkap, dipenjara karena membela rakyat yang susah, kelaparan, berjanjilah, demi Allah jangan pernah padamkan api perjuangan yang kami nyalakan," ucap dia.