Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Imam Besar FPI Mohammad Rizieq Syihab atau Habib Rizieq kembali berbicara soal dorongan rekonsiliasi. Rizieq mengatakan, ada satu syarat penting yang harus dilakukan sebelum rekonsiliasi yakni berdialog.
ADVERTISEMENT
Rizieq menuturkan, dialog merupakan salah satu syarat mutlak agar rekonsiliasi dapat tercapai.
"Buka pintu dialog, jadi kalau berbeda pendapat bukan main tangkap, kalau berbeda pendapat saudara, bukan orang ditangkap, kalau beda pendapat bukan orang dipenjarakan," kata Rizieq dikutip dari channel Youtube FrontTV, Rabu (11/11)
"Tapi kalau beda pendapat, duduk bersama, ayo dialog, ayo adu argumentasi, apa punya alasan atau argumentasi kita lihat siapa yang punya argumentasi yang kuat, ini perlu dibuka pintu dialog seperti ini," tambah dia.
Rizieq menegaskan, tanpa adanya dialog, rekonsiliasi tidak akan pernah tercapai. Ia juga menilai pemerintah selama ini tidak pernah membuka ruang dialog.
Selain itu, Habib Rizieq juga kembali mengingatkan penguasa tidak bertindak sewenang-wenang terhadap meraka yang mengkritisi pemerintah. Justru ia menilai, seharusnya pemerintah senang jika ada pihak yang memberikan kritik.
ADVERTISEMENT
"Enggak boleh penguasa itu main tangkap kanan, tangkap kiri, kriminalisasi, saudara enggak boleh justru kalau ada berbeda pendapat, pemerintah itu harusnya senang mereka dikritisi diberikan second opinion," kata Rizieq.
"Engga sampai di sini, para pengkritik itu punya solusi yang mereka tawarkan lalu pelajari, kalau baik terima dan jalankan, kalau enggak baik sampaikan di mana, selesai," tambah dia.
Lebih lanjut, terkait dengan ajakan dialog bersama, Rizieq mengaku sudah sejak lama mengusulkan ini kepada pemerintah. Akan tetapi ia menyebut pemerintah justru melakukan kriminalisasi terhadap ulama.
"Ini (dialog) sudah pernah saya sampaikan pada saat kita tablig akbar di masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI, setelah aksi 212 di tahun 2016. Kemudian di bulan Januari kita buat aksi 121 saat itu kita gelar tablig di Istiqlal," ucap Rizieq.
ADVERTISEMENT
"Sudah kita tawarkan kalau pemerintah mau duduk dengan para habaib, ulama, kami siap 24 jam kapan di mana silakan tentukan tempat waktu kami datang sudah kita buka dari tahun 2017 tapi apa jawaban yang kita terima? Jawaban yang kita terima bukan pintu dialog, bukan rekonsiliasi yang kita dapatkan justru kriminalisasi ulama," tutur dia.