Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Imam Besar FPI Rizieq Syihab akhirnya pulang ke Indonesia setelah 3,5 tahun tinggal di Arab Saudi. Rizieq tiba di Tanah Air pada Selasa (10/11) pagi dengan disambut oleh para pendukungnya. Ia kemudian berangkat menuju kediamannya di Petamburan, Jakarta Barat. Di tempat itu ia menggelar pengajian dan menyampaikan ceramah terkait sejumlah isu.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang ia ungkapkan adalah klaim yang menyebut Habib Rizieq sebagai musuh pemerintah. Rizieq membantah tudingan itu.
"Jadi di sini saya mau kandaskan sebelum saya akhiri. Sekali lagi kita yang ada di sini habaib, ulama, sekali lagi kita bukan musuh pemerintah. Kita bukan musuh negara, kita bukan musuh tentara, kita bukan musuh polisi," kata Rizieq seperti dalam video yang diupload dalam akun Front TV, Selasa (10/11).
"Kita musuh kezaliman, kita musuh kecurangan, kita musuh kemunafikan, kita musuh segala kejahatan, betul?" tambah Rizieq.
Pernyataan itu disambut antusias oleh para pendukung Habib Rizieq . Ia mengatakan tidak ada kompromi untuk hal negatif yang ia musuhi.
Rizieq menerangkan tidak pernah sungkan untuk mengapresiasi pemerintah jika memang berbuat baik. Ia mencontohkan saat Menkopolhukam Mahfud MD mempersilakan pendukungnya untuk menjemput di bandara.
ADVERTISEMENT
"Kaya kemarin Pak Mahfud umumkan yang mau jemput silakan, nah baik enggak tuh, kita terima kasih. Terima kasih Pak Mahfud umat akhirnya diizinkan menjemput," kata Rizieq.
"Tapi pada saat Pak Mahfud bilang Habib Rizieq kriminal, deportasi, itu baik apa enggak? Enggak terima kasih. Jadi kita objektif saja yang baik kita terima kasih, yang enggak baik kita luruskan. Insyaallah," tambah Rizieq.
Dalam kesempatan yang sama Rizieq juga menyinggung terkait rekonsiliasi dengan sejumlah pihak yang dinilai berseberangan dengannya. Baginya hal itu bisa saja terjadi jika ada niat dan tekad yang baik.
"Tapi kalau rekonsiliasi berdiri atas dasar kecurangan, kezaliman, kejahatan, saudara, tidak mungkin. Tidak ada rekonsiliasi kalau kezaliman dibiarkan," kata Rizieq.
ADVERTISEMENT