Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Habiburokhman soal Fahri Usul Fraksi di DPR Dihapus: Enggak Relevan
13 Januari 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Waketum Gerindra Habiburokhman memberikan tanggapan terhadap usulan yang disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Fahri mengusulkan agar fraksi di DPR dihapuskan.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Waketum Gerindra itu mengaku bingung dengan usulan tersebut. Sebab dalam lembaga legislasi anggota DPR, semua berasal dari partai bukan perorangan.
"Saya bingung juga itu. Itu keren banget itu. Gitu kan ya. Kita kan ini, partai bukan hanya milik orang, mereka bukan milih orang, tapi milih partai," kata Habiburokhman di Gedung DPR, Senayan, Kamis (13/1).
"Misalnya saya kan, yang milih saya kan cuma 76 ribu orang. Yang milih Gerindra hampir 300 orang. Saya ada di sini lewat partai, gitu lho," imbuh dia.
Oleh sebab itu, Habiburokhman mengatakan jika tak ada fraksi di DPR, maka tak sesuai dengan sistem ketatanegaraan di Indonesia.
"Jadi kalau enggak ada fraksi, ya enggak ngerti gitu kan. Apa namanya, ya enggak relevan, sejalan, dengan format tata kenegaraan kita," tutur anggota komisi III DPR ini.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menganggap pernyataan fraksi mengganggu keterwakilan rakyat tak relevan karena masyarakat memilih calon anggota DPR melalui partai.
"Ya enggak relevan dengan format ketatanegaraan kita. Rakyat itu kan enggak hanya memilih saya. Rakyat kan milih orang melalui partai," tutup Habiburokhman.
Sebelumnya, Fahri mengatakan kehadiran fraksi membuat kamar legislatif tak berdaya. Fahri berpandangan fraksi selama ini menjadi alat kepentingan politik ketua umum partai atau elite politik lainnya dan tak memikirkan rakyat.
"Jadi berbicara reformasi politik, menghapus fraksi di DPR di antara yang paling penting kita lakukan karena berbagai atau banyak alasan. Alasan pertama tadi kita melihat agak mencemaskan bagaimana sebuah kekuatan di kamar kekuasaan legislatif itu tidak nampak fungsinya," kata Fahri.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini