Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Cerita soal instalasi di Bundaran HI belum berakhir. Setelah Getih Getah dibongkar kini hadir instalasi lainnya yang diberi nama Batu Gabion.
ADVERTISEMENT
Getih getah dihadirkan oleh Pemprov DKI guna menyambut Hari Kemerdekaan dan Asian Games 2018. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta langsung seniman Joko Avianto untuk membuat instalasi tersebut.
“Jadi bambu adalah material asli Indonesia yang memiliki keuletan. Tanpa bambu konstruksi rumah-rumah tak muncul hasilnya,” tutur Anies saat peresmian Getih-Getah ini, 16 Agustus 2018.
Anies menganggap dengan adanya instalasi bambu ini akan semakin mempercantik kawasan Bundaran HI. Apalagi, setelah JPO di dekat Bundaran HI dibongkar.
“Jadi ketika menyongsong Asian Games beberapa waktu lalu JPO diturunkan dan tanpa JPO suasana di Bundaran HI secara estetika jauh lebih indah,” ungkap Anies.
Instalasi seni ini dibuat dengan 1.500-1.600 bambu yang dirangkai dengan sejumlah bentuk. Bambu besar itu ditopang dengan 73 bambu lainnya. Hal ini melambangkan usia Indonesia saat itu, yakni 73 tahun.
ADVERTISEMENT
Instalasi bambu berbentuk tali tambang yang sarat akan makna dan filosofi tentu menuai berbagai komentar dari masyarakat. Salah satunya, jika dilihat dari sudut pandang tinggi akan terlihat seperti dua orang yang sedang bercinta.
Sontak pemandangan tersebut ramai dibicarakan di media sosial. Namun, Joko yang mengerjakan karya tersebut selama kurang lebih seminggu mengaku tak ambil pusing atas komentar-komentar masyarakat.
"Ya masing-masing orang kan punya persepsinya masing-masing. Kalau saya, saya pikir saya enggak dimaksudkan seperti itu (orang bercinta) kalau terus terang. Kebetulan memang berbentuk seperti yang dimaksudkan orang-orang itu," kata Joko Avianto, 17 Agustus 2018
Butuh waktu satu minggu dan melibatkan 10 pekerja untuk merangkai bambu-bambu ini menjadi sebuah karya seni. Sehari sebelumnya, bambu itu mengisi kekosongan kawasan Bundaran HI yang sebelumnya terdapat JPO. Tepat Kamis, 16 Agustus 2018, seni instalasi itu diresmikan.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun instalasi ini adalah Rp 550 juta. Katanya, itu bukan masalah, karena uang tersebut masuk ke kantong petani lokal.
Namun, instalasi bambu ini sejak awal juga sudah disebut punya kelemahan. Bambu ini tak bisa bertahan lama berada di luar ruangan.
Perlahan, bambu akan terkikis digerus cuaca. Joko juga sudah memperkirakan hal itu.
“Mulai 6 bulan sampai 1 tahun, saya pikir itu kekuatannya,” terang Joko Avianto.
Akhir Getih Getah
Ternyata prediksi Joko tidak meleset. Hampir satu tahun menghiasi kawasan Bundaran HI, kini karya seni bambu itu dibongkar.
Dinas Kehutanan DKI Jakarta melepas satu per satu material bambu pada Rabu (17/7)."Iya dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh," kata Kepala Dinas Kehutanan Suzy Marsita saat dikonfirmasi, 18 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Setelah semua bambu dicabut, lahan yang bekas bambu itu diisi dengan tanaman pembatas. Tanaman ini sementara mengisi lahan kosong sebelum ada instalasi baru yang mengisi kawasan Bundaran HI.
“Sementara ditanam border semak, ground cover sambil menunggu instalasi lainnya,” tambah Suzy.
Tak lama setelah dibongkar, banyak netizen yang menyayangkan. Mereka menganggap dengan anggaran Rp 550 juta dianggap sia-sia.
Terkait ini, Anies Baswedan punya jawaban. Ia mengatakan, dari awal memprediksi hanya bertahan 6 bulan. Sedangkan untuk biaya, biaya Rp 550 juta dinikmati oleh petani bambu lokal.
“Dari awal sudah saya garis bawahi bahwa kita menggunakan material lokal bambu. Pada waktu itu malah saya katakan diperkirakan usianya enam bulan,” ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, 19 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
“Dan anggaran itu ke mana perginya? Perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya,” imbuhnya.
Anies mengaku heran dengan perdebatan mengenai anggaran instalasi bambu tersebut. Terlebih instalasi bambu tersebut memang diperuntukan menyambut Asian Games.
“Itu kan bagian dari menyambut Asian Games. Ketika waktu itu sambut Asian Games menurut saya karena bertahan lama jadi sekarang seakan-akan diskusinya soal bambu saja. Menurut saya ini terlalu sosmed. Sesuatu yang ramai di sosmed aja,” ujarnya.
Terbitlah Batu Gabion
Satu bulan berlalu, Pemprov DKI kemudian merancang instalasi baru pengganti Getih Getah. Dia adalah Batu Gabion.
Nantinya di sekeliling instalasi Batu Gabion akan ditanami tanaman seperti bougenville hingga alang-alang tapak dara, yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan menjaga estetika.
ADVERTISEMENT
"Itu sebenarnya bukan pengganti Getih Getah, sebenarnya itu lokasi tempat untuk instalasi. Nah, sekarang kita menggunakan batu batuan itu sususan batu yang kita sebut dengan instalasi gabion, itu kita taruh di situ," kata Kepala Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, kepada wartawan, Rabu (21/8).
Nah, kalau Getih Getah anggarannya Rp 550 juta, Batu Gabion ini menghabiskan anggaran Rp 150 juta.
Berbeda dengan Getih Getah, Pemprov menjamin Batu Gabion bisa bertahan lama. Namun, keberadaannya bisa saja diganti instalasi lain suatu saat nanti.
"(Anggaran) Rp 150 jutalah. Ya bisa (bertahan dua tahun). Tergantung sampai ada yang menggantikan. Kan itu sifatnya dekoratif," ucap dia.
Instalasi seni pada tata ruang kota bersifat dinamis dan dapat berubah, sehingga wajar bila ada perubahan. Suzy mengatakan, dengan instalasi yang lebih bagus maka masyarakat tak merasa bosan apabila melewati sekitar Bundaran HI.
ADVERTISEMENT
"Kan namanya instalasi bisa berganti-ganti. Tiap ornamen kota itu berganti-ganti, dinamis sifatnya. Tergantung Dinas Kehutanan mau ganti atau enggak. Misalkan, ada yang lebih bagus, lebih menarik, supaya warga enggak bosen kan," ujar dia.
Namun, hadirnya Batu Gabion ini tak lepas dari perhatian netizen. Bagaimana menurutmu?