Hadapi Endemi, DKI Mulai Kaji Regulasi Penggunaan Masker di Transportasi Umum

29 Maret 2023 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat berada dalam rangkaian kereta MRT Bundaran HI-Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (15/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat berada dalam rangkaian kereta MRT Bundaran HI-Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (15/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki masa transisi dari pandemi COVID-19 menuju endemi, tentunya ada beberapa kebiasaan protokol kesehatan (prokes) yang ikut disesuaikan, termasuk beberapa aturan dalam transportasi umum.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah aturan penggunaan masker di transportasi umum. Pada saat pandemi masker sangat diwajibkan untuk digunakan.
“Kita akan keluarkan regulasi itu ya. (Memakai masker) sebenarnya untuk kehati-hatian ya karena itu kan di angkutan umum itu fasilitas tertutup,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/3).
Secara aturan, masyarakat sudah tidak diwajibkan untuk mengenakan masker saat berada di ruang terbuka. Namun, aturan ini masih diwajibkan di moda transportasi umum seperti Transjakarta, KRL, dan MRT.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
Bahkan meskipun kasus COVID-19 sudah melandai, MRT masih melarang masyarakat untuk melakukan percakapan baik dua arah maupun satu arah melalui sambungan telepon. Alasannya, untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan kenyamanan bersama.
ADVERTISEMENT
“Kayak tadi kita masih menggunakan masker, kadang-kadang saya merasa nggak sehat, jadi kita menjaga diri kita sendiri gitu,” lanjutnya.
Secara regulasi, Ani optimis masyarakat bisa melalui masa transisi dari pandemi menuju endemi COVID-19. Hal ini melihat dari cakupan vaksinasi COVID-19 yang tinggi.
Sehingga meskipun kasus COVID-19 masih ada, dampak yang ditimbulkan bisa dikendalikan.
“Mungkin kasusnya tetap ada, tetapi tidak berat lagi, penanganannya juga lebih mudah dan masyarakat sudah tahu bagaimana pengobatannya,” tutur Ani.
“Kan sesudah vaksinasi yang paling penting ketika vaksinasi sudah bagus cakupannya maka daya tahan masyarakat akan kuat sehingga akan lebih tahan,” pungkasnya.