Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hadapi 'Pemerasan' Gas oleh Rusia, Uni Eropa Beralih ke Israel
14 Juni 2022 21:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, Rusia menggunakan perang di Ukraina untuk memeras anggotanya. Von der Leyen membuat pernyataan itu saat berpidato di Universitas Ben Gurion di Israel.
UE lantas mengalihkan pandangan mereka menuju Israel. Sebab, Tel Aviv diperkirakan memiliki cadangan gas setidaknya satu triliun meter kubik.
"Kremlin telah menggunakan ketergantungan kami pada bahan bakar fosil Rusia untuk memeras kami," jelas von der Leyen, dikutip dari AFP, Selasa (14/6/2022).
"Sejak awal perang, Rusia dengan sengaja memutuskan pasokan gasnya ke Polandia, Bulgaria dan Finlandia, serta perusahaan-perusahaan Belanda dan Denmark, sebagai pembalasan atas dukungan kami ke Ukraina," tambah dia.
Von der Leyen menegaskan, tindakan itu hanya akan memperkuat tekad UE. Organisasi itu telah memutuskan akan membebaskan diri dari ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil dari Rusia.
ADVERTISEMENT
"[UE] menjajaki cara-cara untuk meningkatkan kerja sama energi kami dengan Israel," lanjut von der Leyen.
Kedua pihak tengah membangun kabel listrik bawah air dan pipa gas di Mediterania. Namun, pembicaraan perihal kerja sama itu telah berlangsung sejak Maret silam.
UE dan Israel sedang berupaya membentuk kerangka hukum yang memungkinkan ekspor gas Israel ke Eropa melalui Mesir.
Pasokan tersebut akan dibawa melintasi Mesir. Sebagian gas kemudian dicairkan dan dikirim ke Eropa.
Peningkatan signifikan dalam ekspor tersebut akan membutuhkan investasi infrastruktur jangka panjang yang signifikan.
Namun, keduanya memiliki alternatif lain. Mereka bisa menempuh proyek EastMed. Proposal pipa dasar laut itu menghubungkan Israel dengan Siprus dan Yunani.
Namun, pemerintahan Presiden AS Joe Biden masih mempertanyakan kelayakan proyek tersebut. Sebab, EastMed membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
UE dan Israel lalu mengulas usulan jalur pipa yang menghubungkan Israel ke Turki. Hubungan antara kedua negara itu telah mencair dalam beberapa bulan terakhir.
Analis menilai, keinginan Turki untuk mendapatkan proyek energi bersama telah menghubungkannya ke Israel.
Proyek pipa itu akan menelan biaya USD 1,5 miliar (Rp 22 miliar). Pembangunannya membutuhkan waktu selama dua hingga tiga tahun.
Menilik segala prospek itu, von der Leyen akan melanjutkan lawatannya. Dia akan mengadakan pembicaraan pula dengan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, pada Selasa (14/6/2022). Von der Leyen kemudian akan melakukan perjalanan ke Mesir.