Hadapi Revolusi Industri 4.0, Apa yang Harus Disiapkan SMK?

18 Maret 2020 19:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com- Salah satu siswa SMK Raden Umar Said Kudus jurusan desain komunikasi visual sedang asik menggambar Foto: Maharani Sagita/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
com- Salah satu siswa SMK Raden Umar Said Kudus jurusan desain komunikasi visual sedang asik menggambar Foto: Maharani Sagita/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah menyongsong revolusi industri 4.0, era di mana perkembangan teknologi bisa diaplikasikan di berbagai aspek, termasuk manufaktur dengan dukungan Artificial Intelligence (AI).
ADVERTISEMENT
Selain AI, terdapat empat teknologi lain yang menjadi penopang industri 4.0: Internet of Things (IoT), human-machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi percetakan tiga dimensi (3D).
Sayangnya, layaknya dua sisi mata uang, industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan bagi sektor industri (di antaranya meningkatkan efisiensi produksi dan produktivitas) tapi juga menjadi tantangan baru bagi para tenaga kerja.
Penerapan teknologi pada industri memiliki efek lain, yaitu adanya automasi atau pemanfaatan robot dalam proses produksi manufaktur. Ini memungkinkan terjadinya pengurangan tenaga kerja. Sebanyak 23 juta jenis pekerjaan akan terdampak automasi seiring dengan transisi menuju era industri 4.0.
Perubahan dunia kerja yang dipengaruhi Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebab banyak bidang pekerjaan yang selama ini diisi tenaga manusia hilang digantikan dengan teknologi, mesin, robot, ataupun kecerdasan buatan. Akibatnya banyak lulusan SMK yang seharusnya langsung bisa bekerja malah terancam menjadi pengangguran.
ADVERTISEMENT
Agar mampu bersaing dalam revolusi industri 4.0, lembaga memegang peranan penting; harus bisa mengasah kemampuan belajar siswanya agar mampu mengikuti perubahan yang terjadi dengan cepat — seperti yang dilakukan SMK binaan Djarum Foundation yakni SMK Raden Umar Said Kudus.
Ajak Siswa Mengikuti Kelas Inspiratif
com- Tommy Tjokro saat mengajak peserta MARFEST untuk melakuan games komunikasi Foto: Maharani Sagita/kumparan
SMK Raden Umar Said Kudus membekali siswa-siswanya menghadapi revolusi industri 4.0 dengan mengikuti Maret Festival (MARFEST). Ajang multi-event yang menyuarakan semangat merdeka belajar untuk dunia pendidikan Indonesia ini digelar selama tiga hari berturut-turut, 12-14 Maret 2020.
Dalam event ini, SMK Raden Umar Kudus mengundang 12 tokoh lintas ilmu dan profesi yang tampil dalam Kelas Inspiratif dengan beragam topik kekinian yang begitu erat hubungannya dengan dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Para tokoh tersebut antara lain Aulia Marinto (VP Marketing Management IndiHome), Naya Anindita (Sutradara), Butet Kartaredjasa (Pekerja Seni), Bene Dion (Penulis Script), Daryl Wilson (CEO Kumata Studio), Chandra Endroputro (CEO Temotion-Tempo Animation) Aghi Narottama (Composer Music Film), Mice Cartoon (Komikus) dan sederet nama lain di dunia seni dan kreatif seperti Mahesa Desaga, Eka Adrianie, dan Mia Utari. Tak hanya itu, di MARFEST 2020, juga ditampilkan pameran karya pelajar SMK Raden Umar Said Kudus, penampilan musik dan peragaan busana.
Program Associate Djarum Foundation, Galuh Paskamagma menyampaikan bahwa diselenggarakannya MARFEST menjadi salah satu upaya untuk mempersiapkan lulusan yang kompeten dan siap bekerja pada Revolusi Industri 4.0. Para siswa diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki dengan mengikuti Kelas Inspiratif.
ADVERTISEMENT
Melalui Kelas Inspiratif ini siswa tidak hanya dibekali teori tetapi juga praktik yang langsung diberikan oleh pemateri yang ahli di bidangnya. Kelas Inspiratif bebas diikuti dan dipilih oleh siswa, sesuai dengan minat dan ketertarikannya.
com- Peserta MARFEST yang digelar di SMK Raden Umar Said Kudus antusias mendengarkan narasumber Foto: dok. Djarum Foundation
Hal ini selaras dengan konsep Merdeka Belajar yang sudah diterapkan di SMK Raden Umar Said Kudus. Para siswa bebas menentukan materi belajar sesuai dengan ketertarikannya.
“Di SMK Raden Umar Said Kudus, penerapan konsep merdeka belajar dimulai pada tahun kedua hingga ketiga, karena pada tahun pertama para siswa akan memperoleh pengetahuan umum tentang jurusannya,” ujar Galuh menjelaskan.
“Konsep Merdeka Belajar tidak hanya meningkatkan semangat belajar siswa tapi dapat meningkatkan kreativitas siswa. Karena mereka belajar sesuai dengan passion-nya dan akan lebih banyak diajak berinteraksi dan berdiskusi,” ujar Galuh lagi.
ADVERTISEMENT
Mengasah Soft Skill
Penggagas Marfest Ita Sembiring mengungkapkan bahwa acara ini dihelat untuk menyerukan merdeka belajar, sebuah paradigma baru yang mendorong kebebasan pada masing-masing institusi pendidikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Lebih lanjut Ita mengatakan, melalui event ini, sekolah juga dapat membekali siswa ilmu bertahan hidup agar menjadi lulusan yang kompeten, terutama lagi paham harus berbuat apa ketika mereka sudah menyelesaikan sekolah.
“Para siswa harus memiliki future skill untuk menghadapi tantangan masa depan di era yang kompleks dan berubah-ubah. Selain hard skill yang biasanya didapatkan di sekolah, siswa juga harus memiliki soft skill, yaitu kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial. Ini sejalan dengan program dari Kemendikbud Merdeka Belajar di mana mengajak siswa berdiskusi," kata Ita.
ADVERTISEMENT
Membekali Siswa Dengan Ilmu Public Speaking
com- Tommy Tjokro saat menjadi narasumber di MARFEST SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Maharani Sagita/kumparan
SMK diharapkan bisa menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu selain hard skill, lulusan SMK sebagai tenaga kerja terampil di dunia industri harus memiliki soft skill berupa karakter yang baik.
Di hari pertama MARFEST, siswa Raden Umar Said Kudus diajak untuk mengikuti kelas art communication yang disampaikan oleh Tommy Tjokro.
Berbakat di dunia penyiaran sebagai news anchor dan memiliki sekolah publik speaking, rupanya berhasil memikat siswa untuk belajar cara berkomunikasi yang tepat dari Tommy. Peserta terlihat antusias saat Tommy mulai memberi tata cara serta trik berkomunikasi yang baik dan efektif di depan umum.
com- Tommy Tjokro saat menjadi narasumber di MARFEST SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Maharani Sagita/kumparan
Di kelas art communication, Tommy memberikan banyak tips untuk membangun komunikasi yang nyaman antara pembicara dengan audience atau lawan bicaranya. Ia juga memberikan tips bagaimana mengatasi kegugupan saat memulai komunikasi.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi ini, Tommy juga tak segan melatih langsung mahasiswa untuk berkomunikasi dengan baik, lugas, dan penuh percaya diri melalui sebuah games.
com- Tommy Tjokro saat mengajak peserta MARFEST untuk melakuan games komunikasi Foto: Maharani Sagita/kumparan
“Di era industri 4.0 ini tantangannya adalah bagaimana cara berkomunikasi agar nantinya para siswa bisa lebih mudah terhubung atau dikenal di industri," kata Tommy.
"Contoh penerapan komunikasi yang paling mudah dilihat, misal, siswa SMK punya karya yang bagus, tapi dia enggak tahu cara untuk mempresentasikannya, tentu karyanya tidak akan mudah untuk dikenal banyak orang karenanya cara berkomunikasi juga penting untuk siswa SMK," lanjut Tommy.
Diajak untuk Berkolaborasi
com- Tommy Tjokro saat mengajak peserta MARFEST untuk melakuan games komunikasi Foto: Djarum Foundation/kumparan
Selain komunikasi, Tommy juga menyampaikan hal penting yang harus dilakukan agar siswa SMK siap menghadapi industri 4.0 adalah berkolaborasi. “Jangan sungkan untuk ngobrol, bertemu, dan sharing pengalaman satu sama lain,” kata Tommy.
ADVERTISEMENT