Hadi Ungkap Faktor Utak-Atik Password Jadi Penyebab Serangan Ransomware ke PDN

1 Juli 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memberikan keterangan pers perkembangan PDNS yang terkena serangan ransomware di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (1/7/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memberikan keterangan pers perkembangan PDNS yang terkena serangan ransomware di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (1/7/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto, mengungkapkan salah satu faktor pusat data nasional sementara (PDNS) terserang malware ransomware versi terbaru yaitu LockBit 3.0. Hadi menyebut faktor tersebut adalah penggantian password yang tidak termonitor.
ADVERTISEMENT
“Dari hasil forensik pun kami sudah bisa mengetahui bahwa siapa user yang selalu menggunakan passwordnya dan akhirnya terjadi permasalahan-permasalahan yang sangat serius ini,” kata Hadi usai menggelar rapat bersama Menkominfo, Budi Arie dan Kepala BSSN, Hinsa Siburian di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (1/7).
Kendati begitu, Hadi tidak menyebutkan pihak mana yang melakukan kelalaian menjaga password tersebut. “Nanti akan kita berikan suatu edaran agar penggunaan password oleh para user ini juga harus tetap hati-hati, tidak sembarangan dan akan dimonitor oleh BSSN,” ungkapnya.
Ilustrasi ransomware. Foto: Shutter Stock
Eks Panglima TNI itu juga mengatakan layanan di PDNS 2 Surabaya yang sebelumnya sempat lumpuh akan segera digunakan pada Juli ini. Keamanannya juga akan ditingkatkan dari sistem coldsite ditambahkan dengan hotsite dan juga cloud.
ADVERTISEMENT
“Harapan kami sesuai dengan perintah Bapak Presiden bulan Juli sudah operasional normal dan kita back up keamanannya dengan berlapis sehingga tidak terjadi permasalahan yang sama seperti yang terjadi di bulan ini,” ucapnya.
Imbas dari serangan siber kepada PDNS itu menyebabkan beberapa layanan publik terganggu. Mulai dari sistem keimigrasian hingga data penerima beasiswa di Kemendikbud yang harus diunggah ulang karena tidak ada back up data di PDNS.
Belakangan diketahui bahwa yang menyerang server PDN adalah Brain Cipher Ransomware — geng hacker yang menyerang sistem korbannya dengan ransomware varian LockBit. Brain Chiper menyandera data raksasa di PDN dengan permintaan tebusan USD 8 juta atau Rp 131 miliar.