Hadir di G20 Bali, Menlu Australia Kecam Invasi Rusia di Ukraina

8 Juli 2022 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong di Foreign Ministers Meeting (FMM) G20 di Bali (7/7/2022). Foto: Adityo Karno/Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong di Foreign Ministers Meeting (FMM) G20 di Bali (7/7/2022). Foto: Adityo Karno/Kemlu RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengecam invasi yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina. Hal ini disampaikan dalam pidatonya di Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 pada Jumat (8/7/2022).
ADVERTISEMENT
“Invasi Rusia yang tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan ilegal ke Ukraina bukan hanya penyebab hilangnya nyawa dan kerusakan yang tak terhitung,” kecam Wong, dikutip dari WA Today.
Pertemuan yang digelar di Nusa Dua, Bali ini juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Kedatangan Lavrov telah mengundang ragam kritik dari sejumlah negara Barat.
Konflik Rusia dan Ukraina menjadi topik yang mendominasi pertemuan menlu ini. Wong adalah salah satu dari sejumlah menlu yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina secara terbuka dalam pernyataannya.
Wong mengatakan, Moskow harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya atau akibatnya akan ditanggung oleh kita semua. Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 4 bulan di Ukraina, kini telah disebut sebagai penyebab krisis energi dan pangan global.
ADVERTISEMENT
“Ini merupakan pelanggaran kepercayaan yang mendalam. Dan adalah tugas semua negara untuk meminta pertanggungjawaban pelanggaran ini, atau biayanya akan ditanggung oleh kita semua,” ucap Wong.
“Inilah sebabnya mengapa agresi Rusia tidak dapat dinormalisasi dan tidak dapat diminimalkan,” sambungnya.
Wong menilai, Rusia tidak hanya mencoba untuk memutuskan nasib Ukraina tetapi juga nasib sistem internasional.
“Rusia sendiri bertanggung jawab atas tindakannya dan kebutuhannya untuk mengakhiri konflik serta penderitaan manusia dan ekonomi yang ditimbulkannya,” tegas Wong.
“Kita semua mendapat manfaat dari sistem multilateral. Kita semua akan membayar harganya jika kita membiarkannya goyah,” tambahnya.
Dalam pernyataan yang ia sampaikan dalam pertemuan itu, Menlu Lavrov berusaha untuk membela tindakan Rusia di Ukraina. Namun, ia mendapat kecaman keras dari negara-negara G7 dan negara-negara yang berpikiran sama seperti Australia.
ADVERTISEMENT
Lavrov pun menyebut negara-negara Barat gagal dalam mengikuti mandat ekonomi global pertemuan G20. Ia mengatakan, kecaman yang disampaikan terhadap Rusia adalah bentuk Russo-fobia.
“Hanya ada Russophobia fanatik, yang tidak menggantikan kebutuhan untuk merundingkan isu-isu kunci,” terang Lavrov.
Menanggapi pernyataan Wong, Lavrov mengatakan komentar Australia atas konflik tersebut tidak sesuai dengan situasi sebenarnya.
“Jika Australia sangat prihatin dengan apa yang terjadi ribuan kilometer dari Australia, sebelum memberikan komentar apa pun, saya menyarankan agar Australia melihat sejumlah besar dokumen yang menjelaskan alasan situasi di Ukraina yang berkembang sekarang,” papar Lavrov.
Penulis: Airin Sukono.