Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Haedar Buka Tanwir I Aisyiyah & Pentingnya Perempuan Jadi Agen Ketahanan Pangan
15 Januari 2025 12:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pimpinan Pusat Aisyiyah menyelenggarakan Tanwir I Aisyiyah di Hotel Tavia Heritage, Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat, pada 15-17 Januari 2025. Temanya, “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan”.
ADVERTISEMENT
Tanwir atau permusyawaratan ini dibuka oleh Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Rabu (13/1).
Aisyiyah adalah ormas yang bergerak di bidang sosial, keagamaan dan pendidikan, terutama bagi perempuan dan anak. Aisyiah merupakan sayap perempuan dari Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah dalam pidatonya menyinggung peran perempuan dalam penguatan ekonomi bangsa melalui kedaulatan pangan.
“Aisyiyah percaya bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam hal penguatan ekonomi dan juga membangun kedaulatan pangan. Salah satunya adalah mewujudkan masyarakat yang adil dalam perekonomian dan pangan,” kata Salmah, Rabu (15/1).
Baginya, perempuan adalah agen potensial dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Sebab, perempuan memiliki peranan penting dalam mengelola lahan pertanian dan kesediaan pangan keluarga.
“Hal ini dikarenakan perannya cukup besar dalam mengelola lahan pertanian, merawat tanaman sampai kepada tanggung jawab ketersediaan pangan keluarga,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Namun dalam mewujudkannya, kata Salmah, diperlukan kontribusi dari pemerintah dengan memberikan pendampingan, seperti gerakan menanam pangan lokal.
Salmah mengatakan, menjaga kedaulatan pangan juga dapat membuka akses ekonomi bagi kaum perempuan dan kelompok marginal.
“Menjaga kedaulatan pangan berarti membuka akses ekonomi bagi perempuan dan kelompok marginal untuk meningkatkan dan menguatkan ekonominya sebagai pemenuhan hak dasar mereka,” ungkapnya.
Makna Tanwir
Sementara itu, Haedar Nashir dalam pidato pembukaan mengatakan, terdapat makna khusus di balik kata Tanwir yang pertama kali digagas dalam Muktamar Muhammadiyah puluhan tahun silam.
“Dan kita tahu nama Tanwir itu diambil oleh Muhammadiyah tahun 1935 dalam muktamar di Banjarmasin. Dan kata ini tentu punya makna yang mendalam,” kata Haedar.
Makna mendalam itu, kata Haedar, diartikan sebagai basis Islam yang membebaskan dan memberdayakan seluruh aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
“Muhammadiyah memaknai gerakan Tanwir itu sebagai basis Islam, yang membebaskan, yang memberdayakan seluruh aspek kehidupan. Ada proses membebaskan dari hal yang tertinggal, miskin, bodoh, adil atau tidak adil menjadi adil, menjadi maju, menjadi sejahtera,” pungkasnya.