Haedar dalam Refleksi Akhir Tahun: Agama Harus Jadi Oase di Kegersangan Rohani

30 Desember 2024 18:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar refleksi akhir tahun 2024 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar refleksi akhir tahun 2024 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan agama harus hadir di dalam keringkihan rohani, menjadi kanopi suci yang terdepan melindungi umat dari panas dan hujan.
ADVERTISEMENT
Namun, akhir-akhir ini, justru terjadi penumpulan peran agama.
"Agama harus jadi kanopi suci. Agama menjadi oase di tengah kegersangan rohani, agama harus menjadi petunjuk ketika manusia kehilangan arah, tidak tahu yang benar yang salah, yang baik buruk, pantas tidak pantas. Nah, modal kita sudah punya bahwa agama hidup di tubuh bangsa ini. Bahkan menginspirasi Pancasila. Tapi, makin ke sini agama kok seperti tumpul gitu ya," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (30/12).
Proses penumpulan ini terjadi, menurut Haedar, kemungkinan karena kalangan agama dan umat beragama tidak mempertajam tentang fungsi agama sebagai motivasi, mengkreasi orang dan menjadi berfungsi sebagai faktor sublimasi atau membuat orang punya makna suci dalam hidup.
ADVERTISEMENT
"Tumpulnya karena boleh jadi agama hanya diajarkan oleh para para pemeluk agama, para ustaz, para mubaligh, para misionaris hanya kulit-kulit luarnya saja," katanya.
"Bahkan di era sekarang, agama menjadi entertain ya, menjadi hal-hal yang, ya, kayak hiburan gitu. Dan kemudian munculkan tokoh-tokoh agama yang paling laris di masyarakat itu yang entertain gitu ya," katanya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar refleksi akhir tahun 2024 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Hal-hal substansi dari agama yakni tentang hakikat hidup, dari mana kita berasal, untuk apa hidup, dan bagaimana hidup setelah kematian.
"Kesadaran tentang mati itu penting, agar orang hati-hati juga dalam hidup," bebernya.
Penumpulan beragama juga terjadi oleh sistem ekosistem kehidupan sekularisasi.
"Misalkan, sehari-hari kita disibukkan oleh isu radikalisme, deradikalisme. Padahal, masih ada banyak fungsi agama yang sublim," katanya.
ADVERTISEMENT
"Banyak orang-orang yang menanamkan nilai agama dengan baik, ya, tapi disibukkan oleh (itu). Bahkan (ada yang menyebut) agama tidak boleh masuk ke negara, agama harus jadi urusan pribadi, gitu kan," pungkasnya.