Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Haedar Kenang Pertemuan dengan Paus Fransiskus di Vatikan: Senyum-Salam Hangat
22 April 2025 11:24 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berdiri di lobi Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (22/4). Di sampingnya, terpajang foto dirinya bersalaman dengan Paus Fransiskus.
ADVERTISEMENT
Duka juga dirasakan Haedar atas wafatnya Paus Fransiskus di usia ke-88 tahun pada Senin (21/4) pagi waktu Vatikan.
Dalam foto berbingkai hitam itu tampak kedua tokoh agama ini tersenyum semringah. Tangannya saling berjabat hangat.
Momen pertemuan itu terjadi pada awal tahun 2024 di Vatikan. Haedar datang untuk memenuhi undangan Zayed Award for Human Fraternity.
"Saya sebenarnya mestinya bareng sama Gus Yahya tapi saat itu Gus Yahya terlambat sehingga dari Indonesia wakil saya tapi Gus Yahya baru besok harinya," kata Haedar mengenang pertemuan itu.
Dalam ingatan Haedar, saat itu Paus Fransiskus masih tampak segar. Selain soal kesehatan, hal yang diingat Haedar adalah Paus Fransiskus menerima dirinya bukan di tempat formal tetapi Paus Fransiskus memilih pertemuan yang santai.
ADVERTISEMENT
"Masuk ke pintu beliau langsung mengajak kita sambil santai di samping pintu masuk itu. Di tempat yang official disediakan beliau tidak ke situ," katanya.
Pada pertemuan itu pula, Haedar bisa menyimpulkan Paus Fransiskus adalah sosok yang humoris. Mulai dari gerak tubuh Paus Fransiskus ketika mempersilakan Haedar masuk dengan sangat ramah. Jauh dari kesan tokoh agama yang kaku.
"Meraih tangan kita (saya), kemudian beliau menyampaikan bahwa kita tidak perlu di tempat yang formal tapi di sini saja sebagai keluarga," jelasnya.
Perbincangan antara Haedar dengan Paus Fransiskus menggunakan bahasa Inggris. Meski dibantu juga dengan penerjemah, esensi hangatnya pertemuan tak luntur.
"Sosok yang bersahaja, apa adanya. Tidak seperti membangun kharisma yang diciptakan begitu rupa. Lalu ada humorisnya juga. Ya ramah seperti bisa dibayangkan dalam ekspresi beliau," terangnya.
ADVERTISEMENT
Pesan Paus Fransiskus: Harapan Bagi Gaza
Sebelum berpulang, Paus Fransiskus sempat menyerukan agar serangan Israel di Gaza segera dihentikan.
Paus Fransiskus juga berharap agar dialog dimulai kembali untuk membebaskan para sandera serta mencapai gencatan senjata permanen.
"Saya bersedih atas dimulainya kembali pemboman hebat Israel di Jalur Gaza, dengan begitu banyak kematian dan cedera," tulis Paus dalam pesannya, seperti diberitakan AFP.
Paus Fransiskus menegaskan bahwa perang harus segera dihentikan.
"Saya meminta agar senjata segera dibungkam dan keberanian ditemukan untuk melanjutkan dialog sehingga semua sandera dapat dibebaskan dan gencatan senjata definitif tercapai," katanya.
Soal pesan ini, Haedar mengatakan pesan terakhir Paus Fransiskus soal Israel segera meninggalkan Gaza adalah jantung hati harapan semua tokoh dan keluarga bangsa-bangsa dunia. Termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan pesan luhur beliau didengar oleh tokoh-tokoh pemimpin Israel dan seluruh negara agar kita hentikan perang, hentikan genosida, hentikan agresi dalam segala bentuknya," kata Haedar.
"Sudah tidak saatnya lagi lahir dan hadir tokoh-tokoh dunia yang ugal-ugalan, kemudian mengedepankan kekerasan, perang, agresi, dan apalagi genosida. Kita sudah cukup belajar dari Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2, di mana tatanan dunia hancur, manusia jutaan meninggal," tegasnya.
Haedar mengatakan jika jika bangsa-bangsa saat ini ingin menamakan dirinya sebagai bangsa beradab, bangsa modern, maka pesan Paus Fransiskus harus menjadi rujukan bagaimana menghentikan perang, keluar dari agresi, dan mengedepankan perdamaian.
Harapan Pada Penerus Paus Fransiskus
Haedar juga berharap banyak kepada penerus Paus Fransiskus agar menaruh perhatian pula pada perdamaian dunia.
ADVERTISEMENT
"Dan bagi penerusnya, saya yakin, ini merupakan satu warisan nilai, bagaimana bisa melanjutkan nilai-nilai luhur yang dikedepankan, bahkan dicontohkan oleh Paus Fransiskus, di mana beliau mengedepankan human fraternity, persaudaraan kemanusiaan, social justice, keadilan sosial, kemudian religiositas yang teraplikasi dalam cinta sesama, cinta setiap bangsa, golongan, agama, suku, etnik, dan lain sebagainya," katanya.
Haedar juga yakin masih banyak tokoh-tokoh dunia dari berbagai agama yang punya harapan dan cita-cita yang sama dengan Paus Fransiskus.
"Mari kerjakan tatanan dunia yang damai, cinta kemanusiaan, anti-perang, dan segala bentuk genosida dan agresi," pungkasnya.