Haedar: Muhammadiyah Tanggung Jawab Terkait Ambruknya Atap SD di Gunungkidul

10 November 2022 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi insiden ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Kabupaten Gunungkidul. Akibat insiden tersebut, satu siswa meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Ini sudah ditangani secara saksama oleh Majelis Dikdasmen PWM DIY. Insyallah Muhammadiyah, apalagi ada hal seperti itu, sepenuhnya bertanggung jawab," kata Haedar di Yogyakarta, Kamis (10/11).
Haedar telah meminta agar seluruh bangunan sekolah milik Muhammadiyah dicek kondisinya agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Ini kita instruksikan untuk segera dengan saksama untuk mengecek berbagai dengan bangunan yang kadang bangunan itu dari luarnya tidak kelihatan ya tapi di dalamnya roboh," katanya.
"Jadi ini perlu kesaksamaan untuk seluruh Majelis Dikdasmen sampai ke tingkat bawah dan pihak sekolah untuk terus meneliti memperhatikan sarana dan prasarana hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi," pungkasnya.
Suasana SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (9/11), yang atapnya ambrol. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

10 Saksi Diperiksa

Polres Gunungkidul memeriksa 10 saksi atas peristiwa ambrolnya atap ruangan SD Muhammadiyah pada Selasa (8/11) yang menewaskan satu siswa.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro di TKP, Rabu (9/11).
Dewo menyebut 10 saksi itu berasal dari sekolah, komite, hingga kontraktor. Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dari kasus ini sampai sekarang.
"Untuk penetapan tersangka belum, kita masih penuhi dulu bukti-bukti yang ada di lapangan supaya kita benar-benar tepat dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini," katanya.
Dari 10 saksi itu, 2 di antaranya berasal dari pemborong atau kontraktor.
Selain itu, secara teknis polisi juga meminta bantuan ahli dari UGM untuk melakukan penilaian terhadap kualitas pekerjaan dan bangunan.