Haedar Nashir Hadiri Halalbihalal Muhammadiyah, Tekankan Pentingnya Silaturahmi

28 April 2024 11:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menyampaikan kotbah Idul Fitri 1445 H di Yogyakarta Rabu (10/4/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menyampaikan kotbah Idul Fitri 1445 H di Yogyakarta Rabu (10/4/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan pentingnya silaturahmi dalam memelihara ekosistem sosial budaya yang kaya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Indonesia memiliki keberagaman budaya yang menghasilkan panorama keagamaan yang memukau.
"Ekosistem sosial budaya Indonesia begitu kaya. Spiritualitas dan nilai-nilai ilahiyah menghiasi masyarakat Indonesia," kata Haedar dalam acara Silaturahmi Idul Fitri 1445 H Keluarga Besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Minggu (28/4).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menyampaikan kotbah Idul Fitri 1445 H di Yogyakarta Rabu (10/4/2024). Foto: Dok. Istimewa
Haedar menjelaskan, dalam sejarahnya, Indonesia memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme yang kemudian bergeser menjadi keyakinan mayoritas Hindu dan Buddha. Kebudayaan dari kedua agama tersebut begitu kuat dalam akar budaya masyarakat.
Namun, kedatangan Islam membawa angin perubahan besar dalam kedamaian dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Haedar menegaskan, Islam di Indonesia bersifat kultural, termasuk adanya tradisi syawalan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Haedar menyebut, Indonesia merupakan anugerah Allah yang patut disyukuri, dan silaturahmi adalah salah satu wujud dari pemeliharaan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya yang ada.
"Di Indonesia, suasana syawalan begitu meriah. Demikian pula dengan ramainya masjid-masjid, di mana suara azan saling bersahutan dan qiraat Quran beragam di berbagai daerah. Semua ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Islam di Indonesia," ucap dia.
Dalam konteks budaya, Haedar menekankan pentingnya untuk merawat semua ini dari pengaruh sekularisme yang dapat mengikis nilai-nilai keagamaan dan budaya yang ada.
"Maka, di momen Syawalan ini, mari kita semua bersama-sama menjaga dan merawat kultur yang telah menjadi bagian integral dari identitas kita sebagai bangsa," kata dia.
Ilustrasi Muhammadiyah Foto: Wikimedia Commons
Haedar menyoroti tantangan dari golongan internal Islam yang lahir dari semangat modernisme, yang kadang mempermasalahkan budaya keislaman.
ADVERTISEMENT
Bagi Muhammadiyah, Haedar menegaskan pentingnya merawat budaya keislaman agar tidak tergerus oleh pandangan-pandangan modernisasi dan sekularisasi yang bisa mengancam keberlangsungan nilai-nilai keislaman di masa depan.
"Mari kita dengan silaturahmi ini kembangkan kultur Islam kita, agar hidup, menjadi sesuatu yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kering dan hilang di negeri ini," ucap Haedar.
Oleh sebab itu, Haedar mengajak kepada seluruh masyarakat terus memperkuat kultur Islam, menjaga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, dan menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghilangkan kekayaan budaya dan spiritualitas Islam di Indonesia.