Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Haedar Nashir Minta Warga Muhammadiyah Tak Ikut Aksi Bela Tauhid
25 Oktober 2018 15:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara mengenai kasus pembakaran bendera berkalimat tauhid oleh oknum Banser di Garut. Mengingat, banyak pertentangan dan pro-kontra di masyarakat, hingga memunculkan rencana aksi bela tauhid.
ADVERTISEMENT
Ia berpendapat, Muhammadiyah selaku ormas keagamaan tidak ingin masalah ini semakin meluas dan menyebabkan persatuan di antara warga terkoyak.
"Muhammadiyah sungguh prihatin atas masalah ini dan tidak ingin persoalan ini terus meluas menjadi masalah nasional yang menyebabkan retak di tubuh bangsa," ujar Haedar dalam keterangannya, Kamis (25/10).
Karena itu, ia mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dengan tetap bersikap tenang dan tidak berlebihan dalam menghadapi masalah yang sensitif ini. Tak hanya itu, ia juga menyerukan kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk tidak mengikuti aksi bela tauhid.
Sebaliknya, ia meminta kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk ikut serta dalam menciptakan suasana tenang, damai, dan kebersamaan demi terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Seperti, tetap giat dalam usaha-usaha membimbing, memberdayakan, dan memajukan masyarakat. Termasuk terus aktif dalam memobilisasi dana dan kerelawanan untuk penangunggalangan bencana dan pasca bencana di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.
"Khusus kepada warga dan seluruh jajaran di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah agar tidak melakukan aksi-aksi massa dalam merespons masalah pembakaran bendera tersebut," tegas dia.
Kemudian Haedar juga memberikan wejangan kepada pemerintah agar dapat menyikapi dan menghadapi masalah ini dengan arif dan seksama, serta mencari solusi yang terbaik bagi keselamatan bangsa. Selain pemerintah, Haedaer juga menginginkan aparat kepolisian bertindak objektif dan profesional sesuai koridor hukum yang berlaku.
"Mudah-mudahan semua pihak dapat mengambil pelajaran berharga dari kasus yang sama-sama tidak diharapkan ini. Bahwa setiap sikap dan tindakan yang berlebihan (israf, ghuluw) dalam segala hal atas nama apapun sungguh tidaklah baik dan tidak bermaslahat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT