Haedar Perintahkan Kampus Muhammadiyah Tak Asal Beri Gelar Profesor Kehormatan

10 April 2025 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) tidak boleh sembarangan memberikan gelar profesor kehormatan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan Haedar dalam sambutannya di acara pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Jebul Suroso, S.Kep., Ns., M.Kep., sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Kampus I UMP, Kamis (10/4).
Haedar mengatakan, Guru Besar di PTMA harus memberikan dampak signifikan bagi kualitas dan peran strategis institusi.
“Dengan bertambahnya Guru Besar, harus ada keunggulan kualitatif yang nyata, tidak hanya memenuhi standar akreditasi institusi, tetapi juga meningkatkan peran PTMA dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun peradaban,” kata Haedar dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Gedung kampus IKIP Muhammadiyah Maumere. Foto: Dok. Muhammadiyah.or.id
Haedar menekankan, PTMA tidak terjebak dalam tren memberikan gelar profesor kehormatan secara sembarangan.
“Jangan ikut-ikutan kasih gelar profesor kehormatan. Profesor itu melekat pada profesi dan institusi, itu jabatan. Ini demi menjaga marwah dan kekuatan PTMA,” tegas Haedar.
ADVERTISEMENT
Haedar menyebut, pesan ini adalah 'perintah Ketua Umum Muhammadiyah' meski belum ada surat keputusan resmi. Keputusan ini dalam rangka mempertegas komitmen Muhammadiyah menjaga integritas akademik.
Suasana kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Haedar mengapresiasi capaian PTMA yang kini memiliki 20 fakultas kedokteran dengan akreditasi unggul.
Menurutnya, pencapaian ini harus selaras dengan keunggulan kualitatif dalam pelaksanaan caturdharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
“Keunggulan ini harus berbanding lurus dengan kontribusi nyata untuk kemajuan bangsa,” kata Haedar.
Pengukuhan Prof. Jebul Suroso sebagai Guru Besar menjadi momentum bagi UMP dan PTMA secara keseluruhan.
Haedar berharap, bertambahnya Guru Besar dapat memperkuat posisi PTMA sebagai pilar pendidikan yang unggul dan berintegritas, sekaligus menjadi teladan dalam dunia akademik nasional.
ADVERTISEMENT