Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pesawat swayasa yang diciptakan Haerul bukanlah yang pertama dibuatnya. Montir sepeda motor rupanya pernah membuat helikopter pada 2002.
ADVERTISEMENT
Saat itu seorang pejabat berkunjung ke desanya dan tiba dengan helikopter besar. Dibanding terkagum dengan si pejabat, perhatiannya justru tertarik pada bentuk helikopter tersebut. Ia mengingatnya, dan mencoba meniru bentuk helikopter itu.
"Saya pernah bikin (helikopter ) dulu waktu 2002. Itu enggak terbang hanya 20 sentimeter," kata Haerul di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (19/1).
Proyek yang ia mulai saat berusia 18 tahun terpaksa harus berhenti sebelum bisa terbang sempurna. Musababnya karena biayanya tak cukup.
"Karena dulu kurang dana akhirnya saya berhenti," kata Haerul.
Namun, cita-cita membuat pesawat tetap ada dalam hati pria yang hanya bersekolah hingga kelas 5 SD tersebut. 17 tahun berlalu, ide untuk membuat pesawat itu hadir kembali.
Berbekal pengetahuan dari Youtube, ia pun mulai mengumpulkan barang-barang untuk dirakit menjadi pesawat sejak Oktober 2019. Mulai dari roda gerobak, roda ban motor matic, parasut penutup mobil, hingga mesin motor Kawasaki Ninja.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk dapur pacu, Haerul memang sengaja membeli mesin Kawasaki Ninja. Sebagai montir motor, ia menilai mesin tersebut sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan
"Yang pertama kali saya lihat itu dari kecepatannya. Saya temukan itu di internet kecepatannya 175 km per jam," kata Haerul.
Desain pertama yang dibangun Haerul menempatkan mesin pada posisi belakang. Kondisi itu membuat badan pesawat tidak bisa terangkat tinggi.
"Pertama itu bulan 12 (Desember). Itu gagal dulu kan mesin di belakang setelah diuji coba enggak seimbang langsung miring. Sempat sekitar 30 sentimeter. Di situlah, saya yakin bahwa pesawat ini akan terbang karena dia sudah mengangkat badannya," kata Haerul .
Benar saja, dalam uji terbang kelima yang dilakukan pada 15 Januari 2020, pesawat Haerul berhasil terbang dengan ketinggian 35 meter di atas permukaan laut selama 5 menit dan mendarat dengan mulus di Pantai Ujung Tape.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan itu juga membuatnya diundang ke Jakarta untuk bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna pada Selasa (21/1). Sehari sebelumnya ia juga akan melakukan tur dan joyflight di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Iya ini ke sini ingin menambah pengetahuan soal pesawat terbang," kata Haerul.