Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Ananda Hafidh Rifai Kusnanto, siswa kelas XII IPA 6 SMAN 4 Surakarta peraih nilai UNBK rata-rata 100, melabuhkan masa depan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada (UGM). Hafidh lolos ke Teknik Elektro UGM melalui jalur SNMPTN.
ADVERTISEMENT
Ibunda Hafidh, Supadmi (50), bersyukur bahwa anak pertamanya itu bisa diterima di kampus terbaik. Kini, yang Supadmi pikirkan hanyalah bekerja lebih keras lagi untuk kehidupan Hafidh yang akan merantau ke Yogyakarta.
"Saya sekarang tinggal mencari biaya hidup dan tempat indekos di Yogyakarta untuk anak (Ananda). Biaya kuliah dari beasiswa UGM," kata Supadmi saat berbincang dengan Kumparan di rumahnya Dukuh Wirogunan RT 02 /RW 03, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (14/5).
Beasiswa yang dimaksud Supadmi adalah beasiswa bidikmisi. Melalui beasiswa itu, anaknya dapat kuliah secara gratis hingga lulus. Tentu tak semua orang bisa menerima beasiswa tersebut. Hanya siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu secara ekonomi dan berprestasi yang bisa mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
Kehidupan Hafidh memang serba kekurangan. Ayah Hafidh, Ahmad Kusnanto, telah meninggal dunia sejak 2016. Kini, Supadmi menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Ia berjualan mainan untuk menghidupi empat orang anaknya.
"Saya setiap hari hanya bekerja jualan mainan anak-anak di SDN Pucangan kompleks Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kabupaten Kartasura, Sukoharjo, Jalan Solo-Yogyakarta," jelas Supadmi.
Hasil jualan mainan tersebut, kata dia, hanya mampu membawa uang senilai Rp 50.000 per hari. Pendapatan bersih hanya Rp30.000. Sisanya untuk modal jualan lagi. Uang senilai Rp30.000 tersebut cukup untuk makan sehari bersama lima anggota keluarga.
"Saya terpaksa harus gali lubang tutup lubang untuk membiayai sekolah keempat anak. Langganan pinjam uang saya adalah di koperasi pertanian Desa Gumpang. Sekali ambil pinjaman senilai Rp 1,5 juta. Itu pun pelunasannya sampai setahun," ujar dia.
ADVERTISEMENT