Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Petugas penyelamat telah bekerja keras selama 5 hari untuk menarik jenazah dari reruntuhan akibat gempa yang melanda Haiti pada Sabtu (14/8) lalu. Namun pihak kamar jenazah di kota pelabuhan yang ramai itu mengatakan, mereka kehabisan ruang untuk menyimpan korban.
Direktur kamar jenazah 'Shalom', Jeantine Prosper, mengatakan dia kesulitan menemukan tempat menyimpan jenazah di dalam gedung. Mereka pun sulit mendapat bahan bakar untuk generator agar para jenazah tetap dingin di dalam.
Sementara di teras belakang bisnis kecilnya, beberapa jenazah terbaring di bawah seprai terlindung dari matahari tropis. Di dalam, jenazah tergeletak dari kepala hingga kaki di lantai keramik ruangan berpendingin itu.
"Ini adalah krisis," kata Prosper, dikutip dari Reuters.
Prosper mengatakan kamar jenazahnya telah menerima 41 korban sejak Sabtu, termasuk 6 anak-anak. Dia berjuang menjalankan usahanya itu meski keluarganya kehilangan tempat tinggal akibat gempa.
ADVERTISEMENT
"Aku juga bisa mati. Kita semua adalah korban,” ujarnya.
Di lokasi lain, kamar jenazah bernama Sacrecoeur telah menerima 90 mayat sejak Sabtu. Direktur Michel Vladimir Lamotheni mengatakan ini jenazah terbanyak yang diterima fasilitas itu dalam 15 tahun sejak beroperasi.
Bahkan melebihi korban gempa bumi dahsyat yang melanda sekitar ibu kota Port-au-Prince pada 2010.
Marc Dor Lebrun, direktur rumah duka dan kamar mayat kelas atas Les Entreprises Marc Dor Lebrun di Les Cayes, mengatakan hal yang serupa dengan Lamotheni.
"Pada 2010, kami menerima jenazah dari Port-au-Prince. Sekarang, kami benar-benar penuh, untuk pertama kalinya dalam sejarah. Kami tidak bisa menerima jenazah lagi,” jelasnya.