Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pemerintah Haiti memberlakukan situasi darurat pada Minggu (3/3). Keputusan ini diambil menyusul eskalasi kekerasan di negara Karibia tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang paling terbaru adalah kaburnya ribuan napi dari dua penjara besar di Haiti. Pemimpin geng kriminal Haiti Jimmy Cherizier juga menyerukan keinginan melengserkan PM Ariel Henry.
Dengan tujuan untuk memulihkan ketertiban, Pemerintah Haiti kemudian memberlakukan situasi darurat dengan jam malam di wilayah Barat. Kebijakan tersebut akan diperbaharui dalam 72 jam.
“Penegak hukum, pemadam kebakaran, sopir ambulans dan jurnalis yang terdaftar tidak wajib mematuhi jam malam,” kata pernyataan Pemerintah Haiti seperti dikutip dari Reuters.
Sejak pekan lalu ibu kota, Port-Au-Prince, lumpuh. Mulai dari bandara sampai pusat-pusat bisnis memutuskan menghentikan kegiatan.
Pada akhir pekan lalu provider terbesar di Haiti Digicel, menyatakan jalur komunikasi mengalami kelumpuhan total. Sampai saat ini Digicel masih berupaya memperbaiki jaringan komunikasi.
ADVERTISEMENT
Pekan ini pula Cherizier memperingatkan warga Haiti untuk tidak mengizinkan anak-anaknya pergi sekolah. Sebab, Cherizier menyatakan akan ada kehancuran besar terjadi di Haiti.
Haiti terjerembab pada krisis usai terbunuhnya Presiden Jovenel Moïse pada 2021. Di tahun itu pula Henry naik ke posisi Perdana Menteri.
Henry telah berjanji akan mundur dari jabatan PM pada awal Februari. Akan tetapi janji tersebut tidak ditepati dengan alasan ingin memastikan keamanan agar pemilu jujur dan adil dapat terwujud.