Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Hakim: Harvey Moeis Aktor Penting Terjadinya Korupsi Timah Rp 300 T
13 Februari 2025 14:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Majelis hakim banding PT DKI Jakarta menilai sosok Harvey Moeis merupakan aktor penting terjadinya korupsi timah. Kasus ini tak main-main, merugikan kerugian keuangan negara hingga Rp 300 triliun.
ADVERTISEMENT
"Menimbang, bahwa terdakwa Harvey Moeis adalah salah satu aktor yang berperan penting dalam terjadinya tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah Tbk yang telah merugikan keuangan negara sebegitu besar," kata hakim saat membacakan vonis Harvey di PT DKI Jakarta, Kamis (13/2).
Hakim membeberkan peran Harvey. Menurut hakim, suami aktris Sandra Dewi ini setidaknya telah menjadi penghubung antara para penambang timah ilegal dengan perusahaan-perusahaan smelter. Selain itu, dia juga bergerak sebagai koordinator di beberapa perusahaan boneka alias cangkang terkait korupsi timah ini.
Dalam dakwaan, disebutkan bahwa Harvey menerima sejumlah uang terkait biaya pengamanan peralatan processing (pengolahan) penglogaman timah sebesar 500 dolar Amerika Serikat (AS) sampai 750 dolar AS per ton dari empat smelter swasta untuk kepentingan pribadinya.
Keempat smelter dimaksud, yakni CV Venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Binasentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Inter Nusa. Mereka adalah perusahaan yang mendapatkan timah ilegal di PT Timah.
ADVERTISEMENT
Biaya pengamanan dari keempat smelter seolah-olah dicatat sebagai biaya Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dari masing-masing perusahaan yang dikelola oleh Harvey atas nama PT RBT.
Atas perannya itu, Harvey disebut menikmati uang korupsi hingga Rp 420 miliar.
"Menimbang bahwa terungkap dalam fakta hukum bahwa uang yang dikumpulkan terdakwa Harvey Moeis ditransfer ke PT QSE dan kemudian disetor kepada HM kembali jumlahnya mencapai Rp 420 M," kata hakim. PT QSE merujuk kepada PT Quantum Skyline Exchange (QSE) yang managernya adalah Crazy Rich PIK Helena Lim.
Helena pun dinilai telah menikmati uang korupsi Rp 900 juta yang merupakan selisih biaya hasil pertukaran uang suap Harvey dari mata uang asing ke rupiah.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kerugian tersebut, majelis hakim membebankan uang penggantinya kepada Harvey karena dia yang menikmatinya. "Pembebanan uang pengganti sebesar Rp 420 miliar haruslah tetap dikenakan kepada terdakwa Harvey Moeis," kata hakim.
Alhasil, Harvey divonis 20 tahun penjara. Majelis Hakim PT DKI Jakarta juga menghukum Harvey untuk membayar denda sebesar Rp 1 miliar subsider 8 bulan penjara. Tak hanya itu, ia juga dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp 420 miliar.