Hakim Ingatkan Kuat Ma'ruf: Kalau Bohong yang Konsisten

5 Desember 2022 22:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua, Kuat Ma'ruf, usai jalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua, Kuat Ma'ruf, usai jalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kuat Ma'ruf ditegur oleh majelis hakim karena dinilai memberikan keterangan yang tidak jujur. Bahkan, hakim menyindir Kuat bila berbohong, maka harus konsisten.
ADVERTISEMENT
Kuat Ma'ruf diperiksa sebagai saksi untuk terdakwa Richard Eliezer dan Ricky Rizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/12).
Berawal ketika Kuat mengaku tak melihat Ferdy Sambo menembak Yosua. Keterangan ini berbeda dengan Richard Eliezer yang menyatakan eks Kadiv Propam itu ikut menembak.
Pada saat kejadian di Duren Tiga Jakarta Selatan, ada sekitar lima orang yang berada di dalam rumah. Yakni Ferdy Sambo, Richard Eliezer, Kuat Ma'ruf, dan Ricky Rizal serta Yosua. Plus Putri Candrawathi yang disebut berada di kamar.
Sejak awal, Kuat mengaku tak tahu adanya rencana untuk membunuh Yosua. Namun, hakim merasa curiga dengan keterangan Kuat tersebut.
Sebab, ia diduga mengetahui rencana tersebut dan bahkan terlibat di dalamnya. Seperti bagaimana dia ikut dalam rombongan dari rumah Saguling ke Duren Tiga pada 8 Juli 2022.
ADVERTISEMENT
Di rumah Saguling itu, Sambo diduga sudah merencanakan pembunuhan Yosua. Rencananya, eksekusi dilaksanakan di Duren Tiga.
Kuat kemudian berada dalam satu mobil dengan Ricky, Richard, Yosua, dan Putri berangkat dari Saguling. Ia mengaku ikut ke Duren Tiga karena diajak.
"Bukan kamu diajak, karena kamu saksi yang menyaksikan bagaimana Yosua di Magelang, kan begitu. Makanya saya bilang, Perencanaan ini sudah ada sejak di Magelang. Makanya Ketika Yos diisolir, dipisahkan sama Putri, itu sudah direncanakan memang," kata hakim.
Keluarga Brigadir Yosua menunjukkan foto kedekatan dengan Irjen Ferdy Sambo. Foto: Facebook/Rohani Simanjuntak
Kejadian di Magelang diduga terkait dengan Yosua yang dituding melecehkan Putri pada 7 Juli 2022. Putri dkk yang berada di Magelang kemudian pulang ke Jakarta dalam dua mobil.
Mobil pertama ialah Putri dan ART Susi dengan Richard Eliezer. Kuat Ma'ruf yang mengemudikan mobil. Sementara mobil kedua ialah Ricky Rizal dan Yosua.
ADVERTISEMENT
Kuat tetap berkukuh tidak tahu soal adanya rencana pembunuhan. "Terserah Saudara," ujar hakim.
Sesampainya di rumah Duren Tiga, Kuat mendampingi Putri hingga ke depan kamar. Sebab, ia membawakan tasnya.
Ia kemudian langsung menutup pintu rumah. Hal itu yang kemudian dicurigai hakim bagian dari rencana. Sebab, ada ART rumah Duren Tiga bernama Diryanto alias Kodir yang biasa mengurus hal tersebut.
"Waktu itu saya tidak memperhatikan [ada Kodir]. Waktu di CCTV, saya baru ngeh ada Kodir," ujar Kuat.
"Pandai memang Saudara ini," sindir hakim.
Usai penembakan Yosua, Kuat bersama Richard Eliezer dan Ricky dibawa ke Provos untuk diperiksa. Kuat mengaku kemudian menjelaskan soal peristiwa Magelang karena tegang. Hal itu kembali mengundang tanya hakim.
ADVERTISEMENT
"Mohon maaf Yang Mulia, saya tegang. Saya diperiksa Provos, saat itu saya bingung mau cerita apa, jadi apa yang ditanyakan saya ceritakan di situ. Tapi belum ada yang bohong-bohong seperti itu. Saya ditanya dilihat KTP dulu saya disuruh nulis, saya bilang saya enggak bisa nulis saya gemetaran. 'Coba ceritakan', 'Saya balik tanya kejadian mana di Magelang atau Duren Tiga?', 'Oh, kalau gitu di Magelang dulu', saya ceritakan di Magelang, baru separuh, Pak FS [Ferdy Sambo] datang," kata Kuat menceritakan saat diperiksa Provos.
Pengakuan Kuat itu membuat hakim geregetan. Hakim menduga Kuat mencoba mengaitkan kasus Duren Tiga dengan yang terjadi di Magelang. Padahal ia tidak tahu yang terjadi di Magelang.
"Sekarang Saudara mau cerita peristiwa seolah ada koneksinya, saya mau ingatkan Saudara kalau bohong itu konsisten. Apa yang mau kamu buktikan di sini," kata hakim.
ADVERTISEMENT
Kuat lalu melanjutkan ceritanya saat diperiksa oleh Provost. Ia menyebut saat itu ia diperiksa bersama Ricky dan Richard. Namun Sambo sempat datang di tengah pemeriksaan itu.
"Pak Sambo bilang ke saya 'Wat, tadi kamu cerita apa waktu diperiksa', 'Saya cerita di Magelang tapi baru separuh'. Kata Sambo 'oh gitu, udah enggak usah, Wat'," kata Kuat mengulangi obrolannya dengan Ferdy Sambo.
Selain itu, lanjut Kuat, ia juga diperintahkan Sambo untuk menceritakan peristiwa yang terjadi di Duren Tiga sesuai skenario yang sudah dibuat.
"'Kamu tadi sebelum saya tanyakan ngapain?', 'Saya abis nutup pintu nutup balkon ketemu bapak di dapur'. 'Udah kamu bilang kamu lagi di balkon dengarnya ada suara tembakan kamu tiarap, jadi kamu enggak tahu ada suara di bawah. Ini untuk bantu Richard, jelas, ya', Dari situ saya mulai berbohong," kata Kuat.
ADVERTISEMENT
"Dan konsisten? Kali ini baru saya percaya," kata hakim menimpali sambil sedikit tertawa.
Ricky, Eliezer, dan Kuat Ma'ruf didakwa bersama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua. Pembunuhan dipicu amarah Sambo yang mendapat laporan Yosua melecehkan Putri.
Usai pembunuhan, Sambo diduga menyiapkan skenario untuk menutupinya. Namun, kasus ini terkuak setelah Richard Eliezer membongkarnya.