Hakim, Jaksa, serta Pengacara Cek TKP Pembunuhan Yosua, Apa Hasilnya?

4 Januari 2023 19:20 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penjagaan sebelum rekonstruksi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penjagaan sebelum rekonstruksi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengecekan tempat kejadian perkara pembunuhan Brigadir Yosua sudah dilakukan. Terdapat dua lokasi yang menjadi pengecekan, yakni dua rumah Ferdy Sambo di Saguling dan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Rumah Saguling disebut-sebut merupakan lokasi terjadinya perencanaan pembunuhan. Sementara rumah Duren Tiga ialah lokasi eksekusinya pada 8 Juli 2022.
Pengecekan dilakukan langsung oleh hakim, jaksa penuntut umum, serta pengacara para terdakwa. Hal tersebut merupakan bagian dari proses persidangan.
Rombongan mengecek rumah Saguling terlebih dulu. Setelah rampung, mereka berjalan kaki di bawah guyuran hujan ke rumah Duren Tiga yang jaraknya sekitar 800 meter.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) tiba di TKP pembunuhan Brigadir Yosua, di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (4/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lalu apa hasil dari pengecekan TKP ini?
Begitu tiba di rumah Duren Tiga, rombongan langsung mengecek sejumlah titik. Termasuk bagian taman.
Mereka kemudian beranjak masuk ke dalam rumah. Salah satu yang dicek ialah titik di mana Yosua tewas ditembak, yakni di bawah tangga. Termasuk mengecek lantai 2 lantai tersebut.
ADVERTISEMENT
Kuasa hukum Eliezer, Ronny Talapessy, mengatakan ada sejumlah temuan yang yang relevan dengan fakta yang diungkapkan kliennya di persidangan.
Salah satunya adalah posisi para terdakwa saat terjadi penembakan di Duren Tiga. Ronny mempertanyakan bila terdakwa lain tidak melihat penembakan tersebut, sebab jarak antara korban dan semua terdakwa sangat dekat.
Dalam kesaksiannya, Eliezer mengakui menembak Yosua sebanyak 3-4 kali atas perintah Sambo. Bahkan menurut dia, Sambo ikut menembak.
Masih berdasarkan pengakuan Eliezer, pada saat eksekusi dilakukan, beberapa orang berada di lokasi. Yakni Ferdy Sambo, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Sambo, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf melihat Eliezer menembak. Namun, Ricky dan Kuat mengaku tak melihat Sambo menembak.
Pada saat penembakan, Putri Candrawathi berada di dalam kamar tak jauh dari titik penembakan.
ADVERTISEMENT
"Kalau kami melihat terkait dengan posisi berdiri dari para terdakwa ini untuk menunjukkan di mana posisi dari para terdakwa ketika yang tadi saya sampaikan ada terdakwa yang menyampaikan tidak melihat Ferdy Sambo, tidak melihat, menurut kami sangat tidak mungkin karena jaraknya terlalu dekat," kata Ronny kepada wartawan.
Kuasa hukum Richard Eliezer, Ronny Talapessy tiba di TKP pembunuhan Brigadir Yosua, di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (4/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Itu mungkin yang kami lihat. Kemudian letak kamar Saudara PC [Putri Candrawathi] berada," tambah Ronny.
Untuk di Saguling, Ronny menyebut lemari senjata milik Sambo di lantai 3 sempat dicek. Meski kata dia, lemari itu sudah tidak ada.
"Di rumah Saguling dijelaskan terkait lemari senjata yang ada di lantai tiga. Lemari senjata sudah tidak ada, itu sudah ditutup," imbuh Ronny.
Secara terpisah, kuasa hukum Putri, Febri Diansyah, berharap pengecekan TKP bisa membuat terang perkara ini. Febri menyebut bahwa dalam kesempatan pengecekan itu pihaknya ingin memperlihatkan posisi Brigadir Yosua yang memicu Sambo berhenti di rumah Duren Tiga.
ADVERTISEMENT
"Kita sekarang ada di TKP Duren Tiga, tadi kami masuk ke dalam. Kalau boleh saya tunjukkan ini garasi di mana Yosua sempat keluar, kalau dari CCTV, Yosua sempat keluar di sini dan mobil Pak FS dari arah sana (Saguling) sempat melihat Yosua, saat itulah kondisi emosional meningkat. Sehingga rencana awal untuk memenuhi undangan ke Depok tapi akhirnya berhenti melewati rumah ini," kata Febri.
Hakim dan para kuasa hukum terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua tiba di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (4/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam dakwaan, disebut bahwa setelah rencana pembunuhan dibicarakan di lantai 3 rumah Saguling, Putri bersama rombongannya menuju Duren Tiga. Termasuk di dalamnya ialah Yosua.
Belakangan, Sambo menyusul ke sana. Berujung pada penembakan yang menewaskan Yosua.
Namun versi Sambo, tidak ada perencanaan pembunuhan di Saguling. Menurut Sambo, ia hanya memanggil Richard Eliezer dan Ricky Rizal untuk mengklarifikasi kejadian di Magelang. Namun, Sambo tak menampik sempat meminta 'tembak bila Yosua melawan'. Hanya Eliezer yang menyatakan siap.
ADVERTISEMENT
Masih dari versi Sambo, usai obrolan di Saguling itu, ia berniat ke Depok untuk bermain badminton. Sementara rombongan Putri, termasuk Yosua, berangkat ke Duren Tiga.
Dalam perjalanan ke Depok, Sambo melewati rumah Duren Tiga dan melihat sosok Yosua. Menurut Sambo, kemudian ia berhenti karena ingin langsung mengklarifikasi Yosua.
Hal tersebut pun yang kemudian disampaikan Febri usai cek TKP. Febri menyebut kliennya sebetulnya tidak ada rencana ke rumah Duren Tiga saat Jumat itu.
"Karena dia baru dapat cerita istrinya mendapat perlakuan tidak senonoh oleh orang yang dipercaya kemudian dia lewat di sini dan sempat melihat keluar pagar maka emosinya meningkat secara pada saat itu," papar Febri di pintu masuk rumah Duren Tiga.
Tim kuasa hukum Putri Candrawathi, Febri Diansyah (kanan) dan Arman Hanis (kiri) di Bareskrim Polri, Jumat (30/9/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Febri menambahkan bahwa hakim juga sempat mengecek lantai dua di rumah Duren Tiga. Termasuk melihat kamar Putri Candrawathi berada ketika penembakan terjadi.
ADVERTISEMENT
"Dan kamar itu ada 2 tempat tidur yang pertama tempat tidur sebelah kiri, terdapat pintu yang menurut jaksa kondisinya masih asli lalu tempat tidur kedua itu belum digunakan. Sehingga kalau dari tempat tidur Ibu Putri saat itu di dalam kamar kalau pun pintunya terbuka tetap tidak bisa melihat atau mengetahui peristiwa penembakan itu," klaim Febri.
Untuk pengecekan rumah Saguling, lanjut Febri, pihaknya mengajak majelis hakim dan jaksa untuk fokus di lantai tiga dan satu. Lantai 3 disebut-sebut menjadi tempat membahas pembunuhan Yosua.
Berawal ketika Sambo mendapat telepon dari Putri pada Jumat dini hari 8 Juli 2022. Saat tiba di Saguling dari Magelang pada sore hari, Putri kemudian bercerita kepada Sambo di lantai 3. Pengakuan Putri, dia dilecehkan Yosua pada 7 Juli 2022.
ADVERTISEMENT
Menurut dakwaan, usai mendengar cerita Putri, Sambo langsung memanggil Ricky Rizal dan memintanya menembak Yosua. Namun Ricky menolaknya.
Sambo kemudian memanggil Richard Eliezer dengan permintaan yang sama. Eliezer menyanggupinya. Eksekusi kemudian terjadi beberapa jam setelah percakapan di Saguling.
Putri bersama Yosua, Eliezer, Ricky, dan Kuat kemudian beranjak ke Duren Tiga yang kemudian menjadi lokasi penembakan. Sambo menyusul belakangan.
Eliezer membenarkan cerita dakwaan tersebut. Bahkan ia mengaku diberi tambahan peluru oleh Sambo. Putri pun disebutnya ada di lokasi saat Sambo memintanya menembak Yosua.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo (kanan) bersalaman dengan istrinya, Putri Candrawathi yang juga terdakwa sebelum menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/12/2022). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Sementara menurut versi Sambo, tidak ada Putri saat dia memanggil Eliezer. Ia pun menampik perintah menembak Yosua. Melainkan hanya akan klarifikasi semata. Eliezer diminta back up, termasuk siap menembak, bila Yosua melawan.
ADVERTISEMENT
Febri pun menyatakan Putri tidak ada di ruangan ketika Sambo memanggil Ricky dan Eliezer.
"Pada saat itu tadi dilihat bahwa ada ruang tamu kemudian antara ruang tamu dengan kamar itu jauh, ada koridor yang cukup lebar dan ada lemari. Jadi ketika pintu ditutup di koridor apa yang dibicarakan di ruang tamu tidak bisa didengarkan," tambahnya.
"Dan baru bisa masuk kamar Putri ketika berjalan di koridor sampai di ujung baru bisa belok ke kanan, dan itu sangat jauh sebenarnya. Bu Putri tidak mungkin bisa mendengar sebenarnya apa yang dibicarakan di ruang tamu ketika Ricky dan Eliezer dipanggil bergantian," pungkas Febri.