Hakim Jamaluddin Sering Main Domino dengan Pembunuhnya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun dia tak mengetahui secara pasti tujuan Jefri datang. Ia hanya melihat ayahnya bermain dam batu (semacam domino) dengan Jefri dan beberapa orang lainnya. Rajif juga tak kapan terakhir Jefri datang.
"Setahu saya dia bermain (dam) batu dengan ayah saya. (Bermainnya) ramai-ramai, Tapi belakangan ini sudah jarang," ujar Rajif saat menyaksikan rekonstruksi pembuangan jenazah Jamaluddin di perkebunan sawit di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (16/1).
Rajif tak menyangka Jefri membunuh ayahnya. "Tapi enggak ngeh aja (dia pembunuhnya). Waktu (itu) saya masih di Medan, sekarang saya kuliah di Jakarta," ujarnya.
Terpisah, Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Andi Rian mengatakan Jefri dan hakim Jamaluddin saling kenal lantaran anaknya bersekolah di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
"Mereka memang kenal, karena sama sama wali murid. Anak mereka satu kelas sehingga sering jumpa. Selain itu, korban dan istrinya sering mengundang wali murid lain makan ke rumah," ujar Andi Rian.
Sebelumnya, hakim Jamaluddin ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Prado di perkebunan sawit di Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11). Setelah menyelidiki hampir 40 hari, polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
Pembunuh Jamaluddin adalah istrinya, Zuraida Hanum. Dia dibantu oleh dua orang eksekutor, yakni Jefri Pratama dan Reza Fahlevi.
Zuraida mengaku nekat menghabisi suaminya karena tidak tahan dengan tingkah laku Jamaluddin. Ia mengatakan Jamaluddin kerap berselingkuh dengan wanita lain.
"Dia selalu mengkhianati saya. Saya lagi hamil pun dia bawa perempuan ke rumah. Saya sudah mengadu ke keluarganya dan mengadu ke kakak kandungnya, adik kandungnya, tapi mereka tak berdaya apa-apa," ujar Zuraida saat proses rekonstruksi di Warung Every Day, Medan, Senin (13/1).
ADVERTISEMENT