Hakim ke Pimpinan DPR: Gaji Kami seperti Uang Jajan Rafathar 3 Hari

8 Oktober 2024 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
Suasana audiensi DPR dengan perwakilan Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) di Ruang Rapat Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana audiensi DPR dengan perwakilan Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) di Ruang Rapat Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) menyambangi pimpinan DPR untuk mengadu soal gaji tak naik selama 12 tahun. Mereka curhat, bahkan gaji saat ini tak cukup menghidupi keluarga.
ADVERTISEMENT
Untuk hakim yang baru diangkat, mereka terima bersih pendapatan sekitar Rp 12 juta. Hal itu terdiri dari gaji pokok Rp 3,5 juta dan tunjangan Rp 8,5 juta.
"Gaji kami saat ini bisa jadi seperti uang jajan Rafathar 3 hari. Rafathar itu anak selebgram, anak artis Raffi Ahmad. Sedangkan kami punya tanggungan anak istri, orang tua," kata perwakilan SHI, Rangga Lukita Desnata, di depan pimpinan DPR seperti Sufmi Dasco Ahmad hingga Cucun Syamsurijal di Gedung DPR, Selasa (8/10).
Raffi Ahmad dan anak sulungnya Rafathar, menyaksikan pertandingan Inggris vs Iran di Khalifa Stadium, Qatar. Foto: Instagram/@raffinagita1717
Ia pun bercerita, uang Rp 12 juta dengan tanggung jawab hakim tidak setara. Katanya, untuk dibagi-bagi ke keluarga saja tidak mencukupi.
"Anggap aja penghasilan baru dianggap diangkat jadi hakim Rp 12 juta (rinciannya) tunjangan Rp 8,5 juta dan gaji pokok Rp 3 jutaan," kata Rangga.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kiri) berjabat tangan dengan perwakilan Koordinator Solidaritas Hakim Indonesia Rangga Lukita Desnata (kanan) sebelum memulai audiensi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
"Setengahnya sudah kami kasih kepada istri untuk biaya sekolah anak, makan sehari hari. Setengah lagi kami pegang Rp 6 sampai Rp 7 juta. Kalau kami pakai motor rentan sekali, diserempet pihak berperkara bisa mati konyol. Setidaknya kami ambil kredit mobil," urai dia.
Rangga menuturkan, mobil yang diambil pun bukan mewah. Belum lagi bila para hakim ingin membeli rumah.
"Mobil gak perlu mahal mahal, yang Rp 100 juta saja, paling mahal Rp 200 juta. Kami bayar DP. Dari Rp6, 7 juta, buat cicilan Rp 2-3 juta, sisanya Rp 3 juta. Hakim juga ingin punya rumah, tidak perlu megah dan mewah," kata dia.
"Lalu kami ambil rumah ambil DP Rp 50 juta, ngumpulin lagi. Habis, Pak," tutup Rangga.
ADVERTISEMENT
Untuk memperjuangkan kenaikan gaji, sejumlah hakim se-Indonesia sejak kemarin mulai cuti bersama atau mogok massal.
Pernyataan Solidaritas Hakim Indonesia tentang aksi cuti bersama massal, 7-11 Oktober 2024. Foto: Instagram/@solidaritas_hakim_indonesia