Hal-hal yang Perlu Daerah Lain Tiru dari Vaksinasi Corona di Jakarta

17 Juni 2021 15:39 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan inspeksi vaksinasi COVID-19 di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan inspeksi vaksinasi COVID-19 di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta menjadi daerah kedua yang progres vaksinasi coronanya paling baik menyusul Bali. Lebih dari 100 persen target vaksinasi COVID-19 tahap I dan II dengan sasaran sebanyak 3.000.689 jiwa di Jakarta sudah menerima suntikan dosis pertama, meski belum semua menerima dosis kedua.
ADVERTISEMENT
Mengutip Instagram @jsclab, per Rabu (16/6), sebanyak 3.041.573 atau 101,4 persen warga sudah divaksinasi dosis ke-1 di Jakarta. Sementara 1.871.327 atau 62,4 persen sudah divaksinasi dua dosis.
Kini, vaksinasi COVID di DKI Jakarta telah memasuki tahap III yang menyasar disabilitas, warga ekonomi rendah, hingga masyarakat umum 18 tahun ke atas. Progresnya pun cukup baik.
Lantas, cara DKI Jakarta raih prestasi vaksinasi tersebut? Berikut fakta-faktanya, dirangkum kumparan, Kamis (17/6).
Perbanyak Sentra Vaksinasi di Kecamatan dan Kelurahan
Hingga kini DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah vaksinasi lansia tertinggi di Indonesia. Capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama untuk lansia di DKI Jakarta mencapai 595.046 orang atau 65,3 persen.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman yang juga Plt. Asisten Kesra Suharti Sutar mengatakan berbagai langkah telah disiapkan DKI sehingga vaksinasi bisa menjangkau banyak lansia.
ADVERTISEMENT
Salah satunya keberadaan sentra vaksinasi di tingkat kecamatan dan kelurahan, di luar puskesmas dan rumah sakit. Menurut Suharti sentra vaksinasi ini lebih diminati lansia.
Alasannya karena lebih dekat dengan rumah dan bisa bersama teman-teman dari lingkungan masing-masing.
"Tentunya juga ditambah sentra vaksinasi besar yang dibantu oleh Kemkes dengan SDM gabungan dari pemerintah pusat dan daerah," ujar Suharti dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Minggu (11/4).
Vaksinasi COVID-19 di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, 16/6. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
Bekerja Sama dengan Swasta
Suharti menambahkan, pihaknya juga melibatkan lebih banyak fasilitas kesehatan swasta baik sebagai lokasi vaksinasi maupun dalam menyediakan SDM di sentra vaksinasi nonfaskes. Kemudian juga sistem untuk membantu pendaftaran dan penjadwalan lansia karena tidak semua lansia familiar dengan sistem online.
Ia menjelaskan, data by name menggunakan data dukcapil diberikan penjadwalan sampai tingkat RT untuk dimanfaatkan tim RT memberi tahu lansia jadwal dan lokasinya. Pihaknya juga mengupayakan dalam satu RW divaksinasi di lokasi yang sama untuk kemudahan pengelolaan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, untuk warga yang belum terjadwal karena tidak ber-KTP DKI atau yang lokasinya jauh karena alamat domisili berbeda dengan alamat KTP tetap dimungkinkan divaksinasi, baik dengan mendaftar melalui online maupun melaporkan diri ke ketua RT.
"Kami juga melakukan komunikasi secara intensif dengan tim pusat untuk mendapatkan secara rutin data lansia yang sudah divaksinasi untuk kemudian dipadankan dengan data Dukcapil untuk memonitor lansia yang belum divaksinasi untuk kemudian diinformasikan ke bawah," kata Suharti.
Jemput Lansia
Tidak hanya sampai di situ, Suharti mengatakan Pemprov DKI juga menyediakan transportasi berupa bus sekolah dan Transjakarta untuk mengantarkan lansia yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi vaksinasi. Kelurahan serta RT/RW pun menyiapkan dukungan transportasi termasuk penjemputan lansia menggunakan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Pemprov, kata Suharti, juga melakukan kolaborasi dengan pihak swasta, di antaranya dengan Gojek dan Grab untuk memberikan kemudahan berupa biaya gratis atau pemotongan biaya pengantaran lansia ke lokasi vaksinasi.
Kerja sama juga dilakukan dengan organisasi masyarakat dan bisnis untuk menyiapkan sentra vaksinasi dengan SDM kesehatan dari pihak Pemda.
"Kami juga koordinasi dengan jajaran TNI Polri untuk purnawirawan," ujar Suharti.
Vaksinator menyuntikkan vaksin AstraZeneca pada warga lanjut usia (lansia) yang berumur 84 tahun saat peresmian Sentra Vaksinasi COVID-19 tiket.com di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, Senin (14/6/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Sosialisasi Publik Masif
Hal lain yang tidak ketinggalan, lanjutnya, adalah komunikasi publik dilakukan secara intens baik melalui platform media sosial maupun melalui jalur wilayah menggunakan WhatsApp Grup. Saat ini hampir semua RT di Jakarta memiliki WhatsApp.
Pada Februari, Suharti mengatakan, pihaknyalah yang mengusulkan pada Kementerian Kesehatan untuk dimungkinkan vaksinasi pendamping lansia dan akhirnya disetujui. Dengan begitu semakin banyak lansia maupun dewasa muda yang divaksinasi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pihaknya juga melakukan monitoring dan evaluasi 2 kali per pekan yang melibatkan wilayah sampai tingkat kelurahan.
"Sejak tanggal 9 April, pelaksanaan vaksinasi lansia melibatkan seluruh SKPD. Setiap kecamatan dikoordinasi satu SKPD yang juga menetapkan koordinator untuk setiap kelurahan. Tugas mencakup pula edukasi dan mencarikan solusi jika ada kebutuhan-kebutuhan khusus," tutur Suharti.
Inspeksi Vaksinasi, Apresiasi Pejabat Setempat, hingga Kejar Target
Demi percepatan vaksinasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kerap melakukan inspeksi vaksinasi COVID-19. Misalnya baru baru ini di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dalam unggahan Instastory di akun resminya, Anies terlihat menyapa langsung warga yang tengah antre vaksinasi di Sunter Agung. Anies berbincang dengan warga dan minta mereka untuk mengajak warga yang belum vaksin untuk ikut serta.
ADVERTISEMENT
"Ajakin untuk vaksin. Kalau ada yang enggak mau, nanti kita pengalaman kita enggak sakit, biar pada vaksin semua," kata Anies, Rabu (16/6).
Selain itu Anies juga menemui ketua RT dan RW setempat. Terlihat Anies memberikan topi kepada ketua RT dan RW.
"Terima kasih para ketua RT/RW yang telah menjaga warganya dengan memastikan mereka ikut vaksinasi COVID-19," tulisnya.
Presiden Jokowi didampingi Gubernur Anies Baswedan memantau vaksinasi di Waduk Pluit, Jakarta, 14 Juni 2021. Foto: setneg.go.id
Anies pun punya target demi mencapai kekebalan kelompok di Jakarta. Ia menargetkan melakukan vaksin kepada 100 ribu orang dalam sehari.
"Memang target kami di Jakarta akan dilakukan kegiatan vaksinasi, insyaallah per hari targetkan 100 ribu, rata-rata. Sehingga di akhir bulan Agustus akan ada 7,5 juta penduduk Jakarta yang sudah mendapatkan vaksin," kata Anies di di Kantor Pusat PMI, Jakarta, Senin (14/6)
ADVERTISEMENT
Sediakan Aplikasi Biar Warga Tak Perlu Antre
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, melalui aplikasi JAKI atau website corona.jakarta.go.id/vaksinasi, warga Jakarta bisa mendaftar sebagai peserta vaksinasi dari rumah saja. Sehingga warga tak perlu mengantre di fasilitas kesehatan, sekaligus mengurangi kerumunan.
"Buat yang mau vaksin tetapi bingung cara daftarnya sebetulnya gampang tinggal daftar pilih jadwal vaksinasi lewat aplikasi JAKI atau datang ke website namanya corona.jakarta.go.id/vaksinasi," kata Anies dikutip dari akun Twitter pribadinya @aniesbaswedan, Rabu (16/6).
"Yuk ajak keluarga, ajak kolega, ajak tetangga, ajak teman-teman semua, dan ingat ya, bahwa kouta harian di fasilitas kesehatan itu terbatas. Jadi daftar segera, setelah daftar nanti akan mendapatkan informasi kapan bisa datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi dan bisa memilih fasilitas kesehatannya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Mulai Vaksinasi Warga 18 Tahun ke Atas
Akibat prestasi dan langkah sigap Pemprov, kini khusus untuk Jakarta vaksinasi sudah bisa didapatkan oleh warga usia 18 tahun ke atas. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan surat persetujuan perluasan pelaksanaan vaksinasi tersebut kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Persentase kasus positif di Provinsi DKI Jakarta selama satu pekan terakhir sebesar 7,62% ( lebih dari 5%). Hal ini menunjukkan bahwa transmisi penularan penyakit di Provinsi DKI Jakarta masih cukup tinggi," demikian bunyi surat bertanggal 7 Juni 2021 itu.
Selain itu, pertimbangan lainnya adalah Jakarta yang telah memasuki vaksinasi tahap ketiga. Namun, pelaksanaannya masih terbatas pada kawasan permukiman kumuh, sesuai dengan surat dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada 3 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
"Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta sudah memasuki tahap ke-3 dengan sasaran masyarakat rentan. Namun, pelaksanaannya masih terbatas, yaitu hanya pada sasaran yang tinggal di kawasan permukiman kumuh saja."
Terakhir, Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi nasional juga merupakan pertimbangan dari Kemenkes.
Walau diperluas hingga usia 18 tahun ke atas, pemberian vaksin tetap diprioritaskan pada kelompok dan golongan masyarakat yang rentan, seperti tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, lansia, hingga masyarakat yang tinggal di daerah kumuh.
"Mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka Provinsi DKI Jakarta dapat memperluas sasaran vaksinasi COVID-19 kepada seluruh penduduk usia 18 tahun ke atas, dengan tetap memprioritaskan pemberian vaksinasi kepada tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, kelompok masyarakat lanjut usia,"
ADVERTISEMENT
"Petugas pelayanan publik dan kelompok masyarakat rentan (masyarakat di daerah kumuh, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan pra-lansia) yang belum mendapatkan vaksinasi, maupun yang belum lengkap vaksinasinya," tutup surat tersebut.
Vaksinasi Jakarta Beri Pengaruh Positif ke Bekasi
Pemerintah pusat akhirnya mengizinkan pelaksanaan vaksinasi corona secara massal pada kelompok warga berusia di atas 18 tahun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hal ini dilakukan menyusul DKI Jakarta.
"Dibolehkan dengan tujuan memberikan proteksi pada daerah-daerah dengan potensi lonjakan kasus yang cukup tinggi, termasuk di Kabupaten Bekasi. Tapi mungkin masih persiapan," kata Nadia kepada kumparan, Kamis (17/6).