Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Hamas Hanya Akan Bebaskan Sandera AS-Israel Jika Gencatan Senjata Dilaksanakan
16 Maret 2025 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Hamas menegaskan hanya akan membebaskan seorang sandera Amerika-Israel dan jenazah empat lainnya jika Israel menyepakati gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu muncul usai sembilan orang Palestina termasuk tiga jurnalis lokal tewas, dalam serangan udara Israel di Beit Lahiya, utara Gaza, Minggu (16/3).
Tuntutan Hamas dan Sikap Israel
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan, pembicaraan fase kedua gencatan senjata harus dimulai pada hari pembebasan dan berlangsung tidak lebih dari 50 hari.
Hamas juga menuntut Israel mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan menarik pasukan dari koridor strategis di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Israel menolak menarik pasukannya, dengan alasan perlu mencegah penyelundupan senjata. Selain itu, Hamas juga meminta pembebasan lebih banyak tahanan Palestina sebagai imbalan sandera.
Warga negara AS-Israel, Edan Alexander, 21 tahun, termasuk dalam daftar sandera yang masih hidup. Ia diculik dari pangkalan militernya dalam serangan Hamas. Dari total 59 sandera yang masih ditahan Hamas, 35 di antaranya diyakini telah tewas.
ADVERTISEMENT
Di Tel Aviv, keluarga para sandera menggelar aksi protes, menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengabaikan mereka.
“Anda ingin mengorbankan anak-anak kami demi kekuasaan,” kata Itzik Horn, ayah dari dua sandera, seperti diberitakan AP.
Netanyahu, pada Sabtu malam (15/3), memerintahkan tim negosiator untuk menyiapkan pembicaraan lanjutan.
Serangan Udara Israel dan Pelanggaran
Di tengah negosiasi, dua serangan udara Israel di Beit Lahiya menewaskan sedikitnya sembilan orang.
Militer Israel menyebut mereka sebagai militan, namun kelompok bantuan asal Inggris, Al Khair Foundation, mengatakan delapan dari mereka adalah pekerja kemanusiaan.
Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina melaporkan bahwa tiga dari korban adalah jurnalis yang sedang meliput distribusi bantuan. Salah satunya, Mahmoud Islim, mengoperasikan drone.
Militer Israel mengeklaim menargetkan dua orang yang mengoperasikan drone yang dianggap mengancam pasukan. Serangan lain menghantam kelompok yang berusaha mengambil peralatan drone.
ADVERTISEMENT
Hamas menyebut serangan ini sebagai “eskalasi serius” yang bertujuan menggagalkan upaya gencatan senjata.
Sejak dua minggu lalu, Israel melarang pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan lainnya ke Gaza. Kota Rafah kini kehabisan bahan bakar untuk memompa air bersih.
“Kami terpaksa menghentikan layanan penting, yang mengancam nyawa ribuan orang,” kata Ahmed al-Sufi, kepala kotamadya Rafah.
Perang yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebagian besar wilayah hancur, dan hampir seluruh penduduk bergantung pada bantuan internasional.