Hamas Minta Israel Patuhi Gencatan Senjata, Serangan Bisa Bahayakan Sandera

20 Januari 2025 4:00 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Militan Hamas Palestina berkumpul selama serah terima sandera yang diculik selama serangan 7 Oktober 2023 di Israel oleh Hamas kepada anggota Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Kota Gaza, Minggu (19/1/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Militan Hamas Palestina berkumpul selama serah terima sandera yang diculik selama serangan 7 Oktober 2023 di Israel oleh Hamas kepada anggota Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Kota Gaza, Minggu (19/1/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sayap bersenjata Hamas meminta Israel mematuhi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada hari Minggu, (19/18). Mereka mengingatkan pelanggaran berupa serangan dapat membahayakan proses dan nyawa sandera.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato video, juru bicara Brigade al-Qassam Abu Ubaida mendesak mediator untuk memaksa Israel berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata.
Ia menambahkan bahwa kelompok itu akan mematuhi semua fase perjanjian dan jadwal kesepakatan pertukaran sandera untuk tahanan.
"Semuanya tergantung pada komitmen musuh ... Pelanggaran dari pihak pendudukan (Israel) akan membahayakan prosesnya," kata Abu Ubaida dilansir Reuter, Senin (20/1).
"Kami ingin berhasil dalam semua tahap perjanjian, rincian dan waktunya untuk melestarikan darah rakyat kami dan mencapai tujuan mereka, dan kami mendesak mediator untuk memaksa musuh untuk mematuhinya," tambahnya.
Militer Israel mengatakan tiga sandera perempuan yang dibebaskan oleh Hamas pada hari Minggu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza telah dipertemukan kembali dengan ibu mereka di Israel.
ADVERTISEMENT
Ketiga wanita itu bernama Romi Gonen, Doron Steinbrecher and Emily Damari.