Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Hamas Sambut Baik Surat Penangkapan Netanyahu meski Terancam Serangan Israel
22 November 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hamas menyambut positif sedangkan Israel naik pitam. Reaksi berbeda itu merupakan respons dari keluarnya surat perintah penangkapan bagi PM Israel Benjamin Netanyahu terkait perang Gaza pada Kamis (21/11).
ADVERTISEMENT
Kelompok Hamas yang diperangi Israel selama setahun terakhir di Gaza menyebut, keputusan Mahkamah Pidana Internasional sebagai langkah menuju keadilan.
"(Ini) merupakan langkah penting menuju keadilan dan dapat mengarah pada pemulihan bagi para korban secara umum, tetapi tetap terbatas dan simbolis jika tidak didukung dengan segala cara oleh semua negara di seluruh dunia," kata anggota biro politik Hamas Bassem Naim seperti dikutip dari AFP.
Adapun, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, tidak akan berhenti menyerang Gaza meski dirinya terancam ditangkap.
Surat penangkapan itu tak cuma mengincar Netanyahu, tapi juga eks Menhan Israel Yoav Gallant. Pimpinan militer Hamas Mohammed Deif yang diklaim Israel telah terbunuh masuk pula daftar tangkap.
Surat penangkapan terhadap Netanyahu terkait perang Gaza yang pecah sejak 2023 lalu. Sebanyak 43 ribu warga Gaza sebagian besar anak-anak dan perempuan tewas akibat serangan Israel.
ADVERTISEMENT
ICC lewat pernyataan resminya menyatakan, mereka punya bukti Netanyahu dan Gallant harus menanggung tanggung jawab pidana terhadap perang Gaza. Bahkan, Netanyahu disebut dalang penggunaan metode kelaparan sebagai metode perang.
Kejahatan perang lainnya dijatuhi terhadap Netanyahu adalah pembantaian kemanusiaan, persekusi sampai tindakan tak manusiawi.
Menanggapi ICC Netanyahu malah menyebut Israel sebagai korban kejahatan perang. Ia kemudian mengatakan tuduhan terhadap dirinya sebagai kejahatan fiktif.
Netanyahu lalu berjanji akan melanjutkan perang Gaza meski surat penangkapan terhadap dirinya sudah dirilis.
“Tidak ada keputusan memalukan anti-Israel yang bisa menghentikan kami,” kata Netanyahu.
Komentar Netanyahu senada dengan sekutu dekat yaitu Pemerintah Amerika Serikat. Presiden AS Joe Biden mencap keputusan ICC sebagai tindakan memalukan dan berjanji akan berdiri bersama Israel.
Berbeda dengan AS, Uni Eropa meminta keputusan ICC dipatuhi. Sebab, apa yang telah ditetapkan ICC menurut Uni Eropa bukan keputusan politik melainkan mengikat.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah keputusan pengadilan, pengadilan keadilan, pengadilan internasional. Dan keputusan pengadilan harus dihormati dan dilaksanakan,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell.