Hamas Sebut Banyak Sandera di Jalur Gaza Tewas Akibat Agresi Israel

15 Januari 2024 13:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerabat dan pendukung berunjuk rasa untuk pembebasan sandera yang diculik kelompok Hamas di Tel Aviv, Israel, Sabtu (16/12/2023). Foto: Violeta Santos Moura/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kerabat dan pendukung berunjuk rasa untuk pembebasan sandera yang diculik kelompok Hamas di Tel Aviv, Israel, Sabtu (16/12/2023). Foto: Violeta Santos Moura/Reuters
ADVERTISEMENT
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan banyak sandera Israel di Jalur Gaza yang nasibnya tidak jelas dan kemungkinan telah terbunuh akibat agresi Israel. Hamas juga menyalahkan kepemimpinan zionis Israel atas melayangnya nyawa-nyawa para sandera sipil ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pernyataan tersebut disampaikan juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, bertepatan pada 100 hari pertempurannya melawan Israel, Minggu (13/1).
"Nasib banyak sandera dan tahanan musuh tidak diketahui dalam beberapa minggu terakhir dan sisanya telah memasuki terowongan yang tidak diketahui karena agresi zionis," kata Abu Ubaida dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi.
"Kemungkinan besar, banyak dari mereka terbunuh baru-baru ini, sisanya berada dalam bahaya besar setiap jamnya dan pimpinan dan tentara Zionis memikul tanggung jawab penuh," sambung dia.
Abu Ubaida, jubir Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. Foto: Brigade Al-Qassam

Persiapan Serangan yang Meluas

Lebih jauh, Abu Ubaida memperingatkan bahwa sekutu-sekutunya dari poros perlawanan (axis of resistance) telah menginformasikan Hamas mereka akan memperluas serangannya terhadap pasukan Israel dalam beberapa hari mendatang.
ADVERTISEMENT
Adapun axis of resistance merupakan aliansi bersenjata anti-Israel dan anti-idelogi Barat yang dipimpin Iran. Menurut laporan media, axis of resistance meliputi Suriah, Hizbullah Lebanon, Houthi di Yaman, dan sejumlah kelompok militan Palestina.
Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel, berlindung di tenda pengungsian sementara di Rafah, Jalur Gaza selatan, Selasa (2/1/2024). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak lintas perbatasan dengan Israel hampir setiap hari — skalanya meningkat sejak 7 Oktober 2023.
"Setelah 100 hari pertempuran ini adalah kepemimpinan musuh, menelan rasa sakit dan mengarungi lumpur kegagalan dan kemunduran," jelas Abu Ubaida.
"Musuh Zionis, dalam waktu 100 hari, menghancurkan sebagian besar masjid di Jalur Gaza," ujar Abu Ubaida.
Kerusakan usai serangan drone Israel, di Beirut Dahiyeh, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Foto: Ahmad Al Kerdi/Reuters
"Dia menodai, membakar, dan membuldoser masjid-masjid yang terjangkau oleh kendaraannya, dan menghentikan azan dalam sebuah perang agama yang jelas," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sejak 7 Oktober, menurut laporan terkini pertempuran Hamas dan Israel telah menelan hingga 24 ribu orang Palestina — setengah di antaranya anak-anak. Sejauh ini, total masih ada ratusan lainnya yang menjadi sandera Israel dan Hamas.