news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Hamas Sebut Dialog dengan AS Fokus Bahas Pembebasan Sandera Amerika di Gaza

9 Maret 2025 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berkumpul jelang serah terima sandera sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara, Kamis (30/1/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga berkumpul jelang serah terima sandera sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara, Kamis (30/1/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
ADVERTISEMENT
Hamas mengonfirmasi telah mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat di Doha dalam sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Diskusi difokuskan pada pembebasan seorang sandera berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel yang masih ditahan di Gaza, kata penasihat pemimpin Hamas Taher Al-Nono kepada Reuters, Minggu (9/3).
Menurut Nono, Hamas menanggapi pembahasan ini dengan “positif dan fleksibel” demi kepentingan rakyat Palestina.
Ia juga menyebut pertemuan tersebut membahas cara untuk mengimplementasikan perjanjian bertahap yang bertujuan mengakhiri perang Israel-Hamas.
“Kami memberi tahu delegasi Amerika bahwa kami tidak menentang pembebasan tahanan dalam kerangka pembicaraan ini,” ujarnya.
Pemerintah AS menegaskan bahwa pembebasan Edan Alexander, pria 21 tahun asal New Jersey yang diyakini sebagai satu-satunya sandera Amerika yang masih hidup di Gaza, menjadi prioritas utama. Alexander bertugas di militer Israel saat diculik dalam serangan Hamas 7 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT

Negosiasi Gencatan Senjata

Dua tahanan Palestina mencium seorang anak setelah dibebaskan oleh Israel sebagai bagian dari pertukaran sandera-tawanan dan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, Kamis (30/1/2025). Foto: Raneen Sawafta/Reuters
Baik Hamas maupun Israel memberi sinyal untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata.
Delegasi Hamas dalam dua hari terakhir bertemu dengan mediator Mesir, sementara Israel menyatakan akan mengirim negosiator ke Doha pada Senin (10/3).
Pada 19 Januari lalu, Hamas dan Israel menyepakati gencatan senjata selama 42 hari. Dalam kesepakatan itu, Hamas menukar 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Israel memperkirakan kurang dari separuh dari 59 sandera yang tersisa masih hidup.

Amerika Langgar Kebijakan Lama

Militan Hamas Palestina berkumpul selama serah terima sandera yang diculik selama serangan 7 Oktober 2023 di Israel oleh Hamas kepada anggota Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Kota Gaza, Minggu (19/1/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
Keterlibatan langsung AS dalam dialog ini menandai pelanggaran terhadap kebijakan lama Washington yang tidak bernegosiasi dengan kelompok yang dicapnya sebagai organisasi teroris.
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
ADVERTISEMENT
Serangan itu memicu perang yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Gencatan senjata masih belum jelas, tapi ketegangan masih terjadi di tengah bulan Ramadan.
Pada Minggu, seorang warga Palestina tewas dan dua lainnya terluka akibat tembakan Israel di Shejaia, Gaza Timur.
Militer Israel menyebut serangannya menargetkan “teroris” yang beroperasi di dekat pasukan mereka.