Hamas Siap Mulai Perundingan Hentikan Perang di Gaza

12 Mei 2025 9:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Hamas Khalil al-Haya berbicara pada konferensi pers di Kota Gaza, 27 Juni 2006. Foto: AFP/Mohammed Abed
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Hamas Khalil al-Haya berbicara pada konferensi pers di Kota Gaza, 27 Juni 2006. Foto: AFP/Mohammed Abed
ADVERTISEMENT
Hamas menyatakan kesiapan untuk menghentikan perang dengan Israel. Hal tersebut ditandai dengan perundingan yang difasilitasi oleh Qatar dan Mesir. Perundingan melibatkan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
"Gerakan ini menegaskan kesiapannya untuk segera memulai perundingan intensif dan melakukan upaya serius guna mencapai kesepakatan akhir untuk menghentikan perang, melakukan pertukaran tahanan secara disepakati, serta mengelola Jalur Gaza oleh pihak profesional yang independen, demi menjamin keberlangsungan ketenangan dan stabilitas jangka panjang, serta memulai rekonstruksi dan mengakhiri blokade," kata Khalil Al-Hayya, Kepala Gerakan Hamas di Gaza, dalam keterangannya kepada awak media, Minggu (11/5).
Al-Hayya merupakan ketua delegasi perundingan tersebut. Teranyar, dari hasil pembicaraan untuk menghasilkan gencatan senjata, Hamas telah berkomunikasi dengan Amerika Serikat. Sebagai itikad baik, Hamas akan melepaskan seorang sandera yang merupakan tentara Israel sekaligus Amerika Serikat, Edan Alexander.
"Gerakan ini menunjukkan sikap yang sangat positif, dan tentara Israel berkewarganegaraan ganda Amerika, Edan Alexander, akan dibebaskan sebagai bagian dari langkah-langkah yang diambil untuk menghentikan tembakan, membuka perlintasan, serta memasukkan bantuan dan pertolongan bagi saudara-saudara dan rakyat kami di Jalur Gaza," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Gerakan ini menghargai dan mengapresiasi upaya sungguh-sungguh yang dilakukan oleh para mediator di Negara Qatar dan Republik Arab Mesir yang bersaudara, serta saudara-saudara kami di Turki selama tahap sebelumnya," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memuji rencana pembebasan tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial. Dia menilainya sebagai isyarat itikad yang baik.
"Semoga ini adalah langkah pertama dari langkah terakhir yang diperlukan untuk mengakhiri konflik brutal ini," kata dia. Dia juga berterima kasih kepada mediator, yakni Qatar dan Mesir.