Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Hamas Tolak Perpanjangan Gencatan Senjata setelah Israel Hentikan Bantuan
3 Maret 2025 10:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kelompok Hamas menolak rancangan perpanjangan gencatan senjata dengan Israel. Sejak 19 Januari 2025 kedua belah pihak menyepakati penghentian pertempuran tahap satu di Gaza.
ADVERTISEMENT
Informasi perihal penolakan itu disampaikan pejabat Hamas Mahmoud Mardawi saat diwawancarai oleh Al-Jazeera pada Minggu (2/3) waktu setempat. Dia mengatakan, dengan penolakan ini maka pelepasan sandera Israel akan ditunda.
“Kami hanya akan membebaskan sandera Israel yang tersisa berdasarkan ketentuan perjanjian bertahap yang telah disepakati,” ucap Mardawi seperti dikutip dari Sky News.
Di bawah perjanjian yang diajukan mediator dari Amerika Serikat, Steve Wifkoff, fase pertama gencatan senjata akan berlanjut pada Ramadan sampai Paskah Yahudi, yaitu pada 20 April 2025.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan penghentian seluruh bantuan masuk ke Gaza. Netanyahu mengeklaim langkah itu sebagai respons penolakan Hamas atas perundingan gencatan senjata tahap dua yang diajukan Witkoff.
Kata Netanyahu, Israel menyepakati dimulainya negosiasi tahap kedua. Hamas kemudian mengutuk aksi Israel menghentikan bantuan dan menyebutnya sebagai serangan dan kejahatan perang.
ADVERTISEMENT
Kemlu Mesir, yang juga mediator kunci, menyebut penghentian bantuan adalah upaya Israel menciptakan kelaparan di Gaza dan menjadikan itu sebagai senjata perang.
Kecaman atas pemblokiran bantuan kemanusiaan oleh Israel untuk menekan Gaza juga datang dari Arab Saudi.
"Hal itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan pelanggaran langsung terhadap aturan hukum humaniter internasional, mengingat bencana kemanusiaan yang dihadapi rakyat Palestina," ungkap Kemlu Saudi.
Arab Saudi menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghentikan pelanggaran serius Israel ini, selain mengaktifkan mekanisme akuntabilitas internasional, dan memastikan akses berkelanjutan terhadap bantuan.