Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Marathon tahunan di Pyongyang, Korea Utara, kebanjiran peserta. Hampir 1.000 pelari asing penasaran ingin merasakan sensasi lomba lari di negara paling terisolasi di dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut penyelenggara yang dikutip Reuters, jumlah peserta asing dalam "Mangyongdae Prize International Marathon" 2019 lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 450 pelari asing. Ini adalah tahun keenam pemerintah Pyongyang membuka ajang itu untuk pelari asing.
Para pelari hanya bisa mendaftar melalui satu pintu, yaitu Koryo Tours. Namun sulitnya pendaftaran tidak menyurutkan keinginan para pelari asing untuk ikut serta.
Terdapat nama-nama besar di antara para pelari, yaitu Mirjam Jaeger, peski gaya bebas dari Swiss, dan Aimee Fuller, snowboarder asal Inggris. Kedua atlet yang pernah berlaga dalam Olimpiade ini juga tengah membuat dokumenter tentang marathon Pyongyang untuk stasiun televisi Olympic Channel.
"Start-nya (di Stadion Kim Il-sung) sangat padat, stadionnya sangat penuh," kata Fuller kepada Reuters.
ADVERTISEMENT
Fuller mengaku menikmati sensasi berlari dari kota Pyongyang menuju daerah perdesaan di pinggiran ibu kota. Di sepanjang jalan, rakyat Korut berdiri menyemangati para pelari.
Sementara itu, para perempuan Korut yang memakai hanbok terlihat berjaga di pos-pos minuman.
"Rasanya kami seperti ada di kompetisi kelas dunia. Sangat tidak disangka. Seperti Olimpiade di Stadion Olimpiade," kata Fuller lagi.
Marathon ini digelar di saat Korut membuka diri ke dunia luar. Pemimpin Korut Kim Jong-un untuk pertama kalinya telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Walau belum ada hasil berarti soal denuklirisasi dan perdamaian Semenanjung Korea, namun pertemuan tersebut membuka jalan untuk dialog lebih lanjut.
Pelari asal Macedonia, Angel Arnaudov, mengaku telah mengincar marathon Pyongyang sebagai salah satu agenda wajibnya. Sebelumnya pria 34 tahun ini telah berlari di 30 marathon di seluruh dunia, dari Tokyo, New York, hingga Kopenhagen.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin merasakan sendiri bagaimana kehidupan di Korea Utara dan melihatnya apakah sama seperti yang ada di TV," kata Arnaudov, dikutip AFP.
Para pelari dalam marathon itu juga dijanjikan tur ke monumen-monumen di Pyongyang, salah satunya Museum Pembebasan Tanah Air dan melihat kapal perang AS USS Pueblo yang ditawan dalam perang.
"Saya akan melakukannya lagi. Sangat bernilai sekali," kata Jaeger.
"Saya bertemu banyak orang yang berbeda. Dari 12 tahun karier saya di ski, saya tahu olahraga benar-benar tidak punya batasan," lanjut dia.