Hampir 1.400 Orang Tertembak dalam Sepekan di Amerika Serikat

17 Oktober 2017 19:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penembakan di Las Vegas (Foto: Chase Stevens/Las Vegas Review-Journal via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan di Las Vegas (Foto: Chase Stevens/Las Vegas Review-Journal via AP)
ADVERTISEMENT
Angka korban tewas akibat penembakan di Amerika Serikat sangat mencengangkan. Di pekan yang sama penembakan massal di Las Vegas, ada hampir 1.400 orang yang tewas akibat tertembak.
ADVERTISEMENT
Diberitakan The Independent, Senin (17/10), hal ini terungkap dalam data National Gun Archive. Total ada 1.397 orang yang tertembak dalam sepekan itu di AS. Korban penembakan tewas atau terluka.
Menurut data, penembakan terjadi akibat tidak disengaja, penembakan acak oleh pengendara mobil, pembunuhan, perampokan dengan senjata, penembakan massal, dan insiden lainnya.
Sejauh ini di tahun 2017, jumlah korban penembakan juga luar biasa. Per 16 Oktober, jumlah korban luka akibat tertembak di AS mencapai 24.862 orang dan 12.208 orang tewas.
Penembakan di Las Vegas (Foto: Reuters/Steve Marcus)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan di Las Vegas (Foto: Reuters/Steve Marcus)
Insiden di Las Vegas pada 1 Oktober lalu adalah penembakan massal ke-273 dalam 275 hari. Penembakan massal terbesar sebelumnya terjadi pada 12 Juni 2016 di kelab malam Pulse, Orlando, yang menewaskan 49 orang.
ADVERTISEMENT
Penembakan Las Vegas dilakukan oleh Stephen Paddock yang menewaskan 58 orang. Dia melepaskan tembakan ke arah 22 ribu orang penonton konser dari atas kamar hotelnya.
Kasus ini kembali memicu debat soal pengendalian senjata yang selalu didorong oleh pemerintahan Barack Obama sebelumnya. Pemerintah Donald Trump sementara itu, menentang pengendalian kepemilikan senjata karena dianggap bertentangan dengan konstitusi.
Hal ini ditegaskan kembali oleh juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders yang membantah akan adanya diskusi nasional soal senjata.
"Akan ada tempat dan waktu untuk debat politik, tapi sekarang waktunya bersatu sebagai sebuah negara. Terlalu dini bagi kami untuk berbincang soal kebijakan," kata Sanders.