Hampir Penuh, RS Kariadi Semarang Siapkan 1 Gedung untuk 300 Pasien Corona

18 September 2020 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Tim Task Force penanganan corona wilayah Jawa Tengah yang melakukan kunjungan kerja ke Semarang pada Kamis (17/9). Kunjungan ini dalam rangka menindaklanjuti instruksi Presiden Jokowi soal percepatan penanganan di 9 provinsi dengan tingkat penularan COVID-19 tinggi.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ini dipimpin oleh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan dr. Jajang Edi Priyatno, Sp.B, MARS.
“Kita ke sini untuk mencari data-data dan membantu kendala-kendala apa saja yang dihadapi. Seperti kita ketahui bahwa angka-angka kasus baru semakin meningkat, nah ini perlu kita konfirmasi dengan proses penatalaksanaan yang baik," kata Jajang dalam rilis yang diterima, Jumat (18/9).
"Sehingga paling tidak angka kesembuhan meningkat dan angka kematian menurun. Jadi perlu koordinasi lebih kuat dengan Pemerintah Daerah,” kata Jajang.
Rangkaian kunjungan dimulai dengan melakukan pertemuan dengan jajaran direksi RSUP dr. Kariadi Semarang. Pada kesempatan tersebut, Jajang menekankan pentingnya kepatuhan dan kedisiplinan seluruh pihak untuk menerapkan protokol kesehatan.
Ilustrasi memakai masker. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Seperti memakai masker dengan baik dan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak aman. Menurutnya protokol kesehatan adalah bentuk perlindungan terbaik, sembari menunggu ditemukannya vaksin definitif COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Titik beratnya pada kepatuhan protokol kesehatan, ini yang belum jalan di daerah. Karena masih banyak orang yang belum patuh pada protokol kesehatan. Ini perlu penguatan dari TNI/Polri, dan ini sangat membantu. Sebelum tersedianya vaksin, kita harus force kepatuhan pada protokol kesehatan,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Jajang juga menjelaskan bahwa saat ini ketersediaan ruang isolasi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah untuk mengendalikan COVID-19. Untuk itu, pihaknya mendorong agar RS Kariadi menambah kapasitas ruangan, sebagai bentuk antisipasi manakala terjadi lonjakan pasien.
Ke depan kalau eskalasi ini meningkat, tolong ruangan isolasi ditambah. Sehingga kekurangan tempat tidur tidak terjadi,” kata Jajang.
Halaman Hotel Kesambi yang digunakan untuk tempat isolasi Nakes RS Kariadi positif corona penuh karangan bunga. Foto: Dok. Istimewa
RS Kariadi siapkan ruangan khusus
Menanggapi permintaan Kemenkes, Direktur Utama RSUP dr. Kariadi Agus Suryanto menyatakan bahwa sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional COVID-19 untuk wilayah Jawa Tengah, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis.
ADVERTISEMENT
Di antaranya menyiapkan 150 ruang isolasi, mencukupi kebutuhan APD, menyiapkan 16 ruang ICU ( 2 ICU untuk anak-anak dan 14 ruang ICU untuk dewasa), dari jumlah tersebut 5 di antaranya masih kosong.
“RS Kariadi sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan mengacu pada protokol yang sudah ditetapkan. Kami sudah mempersiapkan jauh lebih besar dari kebutuhan yang ada. Sampai saat ini kami menyediakan 150 tempat tidur, walaupun minggu kemarin huniannya sempat maksimum tapi tidak sampai penuh. Karena kami selalu dinamis terhadap perkembangan kasus di Jawa Tengah,” terang Agus.
ADVERTISEMENT
Kendati sebagai Rumah Sakit Rujukan COVID-19 lini pertama di wilayah Jawa Tengah, Agus memastikan ruangan isolasi masih akan mencukupi, kecuali ICU. Pasalnya, RS akan terus melakukan upaya agar setiap pasien yang dirujuk mendapatkan kepastian untuk tertangani dengan baik.
“Setiap pasien yang ke Kariadi tidak pernah lepas, pasti akan dapat (ruangan). Meskipun penuh kami akan upayakan untuk tertangani dengan baik,” tutur Agus.
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr Kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Dukungan ketersediaan tempat tidur, juga datang dari jaringan rumah sakit yang ada di Semarang. Semua Rumah Sakit di Semarang saling membantu dengan menyumbangkan 2 tempat tidur untuk RS yang penuh. Cara ini digunakan untuk mengurangi beban Di RS terkait.
“Kami selalu berkoordinasi dengan RS lain di sekitar Semarang sehingga kita sering berbagi tempat tidur. Jadi, Kita antar direksi saling berkomunikasi untuk sharing tempat tidur,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Sementara dari segi Sumber Daya Manusia Kesehatan, upaya penguatan juga dilakukan bagi tenaga kesehatan yang bertugas. Agus menjelaskan, telah dilakukan upaya mitigasi dengan memastikan ketersediaan APD yang memadai (masker N95, baju APD), hingga memberlakukan sistem shift.