Hangatnya Toleransi di Antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral saat Natal

25 Desember 2024 13:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Peribadatan Masjid Istiqlal Bukhori Sail Attahiri (tengah) menyampaikan penjelasan kepada peserta Forum Internasional Humanitarian Islam saat berkunjung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (4/11/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Peribadatan Masjid Istiqlal Bukhori Sail Attahiri (tengah) menyampaikan penjelasan kepada peserta Forum Internasional Humanitarian Islam saat berkunjung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (4/11/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Doa yang dipanjatkan oleh umat Kristiani menggema dari Gereja Katedral hingga terdengar sampai Masjid Istiqlal yang letaknya berseberangan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah umat Islam yang berada di Masjid Istiqlal diam mendengarkan. Tak ada yang merasa terusik atau merasa tergganggu.
Tak berselang lama, suara azan berkumandang dari Istiqlal sebagai tanda panggilan bagi umat Islam segera menunaikan ibadah salat.
Umat Kristiani yang sedang merayakan Natal pun tak merasa terusik. Mereka tetap khidmat untuk merayakan Natal yang penuh keceriaan.
Suasana lahan parkir di Masjid Istiqlal saat perayaan Natal di Gereja Katedral, Rabu (25/12/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Setelah menunaikan ibadah, beberapa umat Kristiani terlihat berjalan ke arah Masjid Istiqlal untuk mengambil kendaraan yang diparkirkan di sana.
Beberapa di antara mereka bahkan terlihat memanfaatkan fasilitas masjid seperti toilet yang berada di pelataran. Tak ada larangan dari pihak masjid. Di masjid, mereka justru terlihat melempar senyum dan bertegur sapa.
Begitulah, kiranya wujud kerukunan yang terlihat saat Natal di Indonesia. Meskipun berbeda keyakinan, tiap umat tak saling mengusik.
ADVERTISEMENT
Mereka memberikan ruang bagi sesama untuk menunaikan ibadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Umat Katolik mengikuti Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (25/12/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Jemaat gereja, Sadro (71), mengaku senang pengurus Masjid Istiqlal menyediakan fasilitas parkir bagi umat Kristiani yang hendak menunaikan ibadah di gereja. Dia menilai hal itu merupakan bukti toleransi beragama yang sudah terjalin dengan baik.
"Ini menandakan suatu toleransi yang bagus," kata dia saat ditemui di lokasi pada Rabu (25/12).
Jemaat Gereja Katedral, Sadro (71), saat ditemui di sekitar Masjid Istiqlal. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Sadro menyebut, ucapan terima kasih secara khusus disampaikan oleh pengurus Gereja Katedral saat Misa Natal kepada pengurus Masjid Istiqlal yang sudah memberi ruang bagi jemaat untuk memarkirkan kendaraannya.
"Ini kan suatu tanda adanya nuansa kebersamaan dalam jalinan hidup beragama. Kami cukup gembira dan sukacita," ucap pria asal Lampung itu.
ADVERTISEMENT
Hal senada dikatakan oleh jemaat gereja lainnya, Natali (28). Dia mengaku sudah sering memarkirkan mobilnya di Masjid Istiqlal karena lahan parkir di Gereja Katedral yang terbatas. Dia mengaku lebih aman memarkirkan mobilnya di Masjid Istiqlal dibanding di sisi jalan.
"Lebih aman di sini," kata dia.
Suasana lahan parkir di Masjid Istiqlal saat perayaan Natal di Gereja Katedral, Rabu (25/12/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Natali mengaku bersyukur tinggal di Indonesia karena kehidupan antar umat beragamanya yang rukun. Dia dapat menunaikan ibadah di gereja tanpa khawatir terjadi apapun.
"Bersyukur tinggal di Indonesia," ucap dia.
Sementara salah seorang petugas Masjid Istiqlal yang enggan disebut namanya, mengatakan sudah jadi hal lumrah pihak masjid menyediakan lahan parkir bagi jemaat gereja.
Tak hanya saat Natal, tiap akhir pekan pun lahan parkir di Masjid Istiqlal acap kali dipenuhi jemaat umat Kristiani yang hendak menuju ke Gereja Katedral.
ADVERTISEMENT
"Sudah sejak lama kayak gini," ujar dia.